jpnn.com, BOGOR - Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong, melakukan kunjungan ke Kampus Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK yang ada di Gunung Batu, Bogor, Selasa (28/1).
Kedatangan Wamen Alue Dohong kali ini bertujuan untuk melihat langsung suasana kampus BLI yang asri, serta hasil kerjanya dalam mendukung setiap pengambilan keputusan pemerintah.
BACA JUGA: KLHK Akhiri Kerja Sama dengan WWF Indonesia
Kepala BLI KLHK Agus Justianto, menyambut kedatangan Wamen Alue Dohong dan menyampaikan bahwa Kampus BLI Gunung Batu merupakan pusat penelitian yang sangat bersejarah.
Bangunannya sendiri sudah dibangun sejak tahun 1892, dan resmi menjadi pusat penelitian sejak tahun 1913.
BACA JUGA: 5 Koleksi Mobil Mewah Mendiang Kobe Bryant, Nomor 3 Emosional
"Banyak peninggalan terkait kehutanan yang cukup tua dan terawat dengan baik di kampus BLI Gunung Batu ini,” tutur Agus Justianto.
BLI KLHK sendiri memiliki empat pusat penelitian antara lain Pusat Penelitian dan Pengembangan (puslitbang) Hutan, Puslitbang Hasil Hutan, Puslitbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim, serta Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan yang ada di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
BACA JUGA: KLHK Minta Masyarakat Belajar dari Kebakaran Hutan Australia
Selain empat pusat penelitian tersebut, terdapat juga beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), berupa balai penelitian yang ada di beberapa wilayah Indonesia.
Dalam kunjungannya, Wamen LHK Alue Dohong menyempatkan melihat beberapa lokasi yang ada di Kampus BLI Gunung Batu ini.
Beberapa tempat atau fasilitas yang ditinjau adalah lokasi penangkaran rusa, herbarium botani hutan, laboratorium persemaian dan koleksi tanaman hutan tropis, laboratorium mikrobiologi atau Indonesian Tropical Forest Culture Collection (INTROF-CC), perpustakaan kayu hutan atau Xylarium Bogoriense, serta Teras Inovasi yang memamerkan berbagai produk hasil penelitian dan inovasi dari para peneliti.
Wamen Alue Dohong menerangkan bahwa KLHK dalam setiap kebijakannya, selalu didasari dengan informasi ilmiah yang benar. Maka dari itu, BLI KLHK memegang peranan yang strategis dalam setiap pengambilan keputusan.
"Tanpa scientific information yang benar, kebijakan akan kurang tepat. Selain menyangkut kebijakan, scientific information dari BLI juga penting untuk implementasi di lapangan,” ujar Wamen Alue Dohong.
Wamen Alue Dohong juga mengingatkan kepada Kepala BLI KLHK dan para stafnya untuk tidak bekerja sendiri. "Presiden menekankan untuk kerja lintas sektoral, tidak boleh sendiri-sendiri,” ucap dia. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan