jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid, sepakat kalimat radikalisme agama diganti menjadi manipulator agama, seperti yang disarankan Presiden Jokowi. Meski begitu, menurut Zainut, sebenarnya yang terpenting ialah perlawanan terhadap pemahaman yang menyimpang dari agama.
"Apa pun istilahnya, apakah itu manipulator agama, ataupun perusuh agama, perusuh yang ingin menciptakan situasi yang bisa mencerai-beraikan bangsa Indonesia, itu yang harus kita tolak bersama," tegas Zainut di Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Minggu (3/11).
BACA JUGA: Mahfud MD Ungkap Kesepakatan Hasil Rapat Kabinet Soal Radikalisme
"Saya kira itu yang harus dipahami adalah semangat Bapak Presiden agar agama itu dalam konteks yang benar. Karena benar, agama itu hadir untuk berikan kedamaian. Agama hadir untuk berikan kasih sayang, hadir untuk mempersatukan kita, bukan memecah belah kita," jelas dia lagi.
Zainut menyadari sangat sulit untuk melawan atau menangkal radikalisme. Sebab, kehadirannya bisa di mana saja, dengan wajah yang sulit ditebak.
BACA JUGA: Wamenag Zainut Tauhid: Presiden Minta Kualitas Pendidikan di Pesantren Ditingkatkan
Zainut menganggap radikalisme itu bisa lahir berselimut agama, ideologi dan lainnya. Oleh karena itu, kepaduan semua anak bangsa dalam menangkal radikalisme perlu dilakukan.
"Kita semuanya harus bersama-sama menolak paham radikal itu. Karena apa? Paham radikal merupakan bibit-bibit intoleran, ekstrimisme, terorisme," pungkas Zainut. (tan/jpnn)
BACA JUGA: Radikalisme Ancaman Nyata di Kalangan Mahasiswa dan Institusi Pemerintah
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga