Wamenag: HGN Ingatkan pada Keteladanan Para Pendiri Bangsa

Rabu, 25 November 2020 – 22:03 WIB
Wamenag Zainut Tauhid. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, peringatan hari guru nasional (HGN) mengingatkan pada sikap moral yang diajarkan dan diteladankan para pendiri bangsa (the founding fathers). Menurutnya, ada tiga sikap moral yang diwariskan, yaitu: berilmu, beramal, dan mengajar.

“Pendiri bangsa mengajarkan kita tentang berilmu, beramal, dan mengajar,” terang Wamenag di Jakarta, Rabu (25/11).

BACA JUGA: 2 Kebijakan Mendikbud terkait Honorer jadi Kado Hari Guru

Dijelaskannya, sikap moral itu tumbuh dari perjalanan hidup mereka dalam perjuangan memerdekakan dan membangun bangsa. Mereka terjun langsung ke masyarakat, mendidik rakyat, dan banyak di antara mereka mengabdi sebagai guru.

Bung Karno misalnya, pernah menjadi guru agama Islam di sekolah dasar Muhammadiyah selama pengasingan di Bengkulu. Bung Hatta dan Bung Syahrir selama masa pembuangan di Banda Neira, Maluku, aktif mengajar dan berbagi ilmu pada anak-anak kecil dan remaja lokal di sana. 

BACA JUGA: Lihat Perjuangan Guru dan Murid Setiap Hari Basah-Basahan Seberangi Sungai Menuju Sekolah

Tan Malaka, kata Wamenag, sekembalinya dari Eropa, juga aktif menjadi guru bahasa untuk anak-anak buruh perkebunan di Sanembah, Deli, Sumatera Utara. Begitu juga KH Abdul Wahid Hasyim yang sepulang dari naik haji, terjun langsung mengajar di pesantren Tebu Ireng. 

“Banyak bapak bangsa lainnya, termasuk pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, dan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, yang mengawali karir sebagai guru, pengajar, kiai, di lembaga pendidikan masing-masing,” tuturnya. 

BACA JUGA: Wamenag: Terlalu Kasar untuk Diucapkan Seorang Ulama Besar

“Masih banyak bapak bangsa kita yang lainnya yang istikamah dalam berilmu, mengajar, dan beramal," ujarnya.

Mereka adalah guru bangsa yang juga penggerak, pejuang, dan akhirnya menjadi pembebas anak-anak bangsa dari belenggu ketidaktahuan, kebodohan, dan sikap mental negatif lainnya menuju kemerdekaan agar bangsa kita mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bangsa lain.

Dijelaskannya, sikap para pendiri bangsa ini tidak terlepas dari pemahaman pesan agama tentang hifdzun nasl, melindungi keturunan. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah bentuk amaliyah untuk melindungi keturunan dan martabat kita sebagai suatu bangsa.

Zainut melihat guru adalah profesi mulia. Sebab, guru adalah sosok yang menggandeng tangan peserta didik, membuka pikiran, menyentuh hati, dan membentuk masa depan mereka, bahkan meski mereka bukan anak kandungnya. Guru berperan penting untuk menghantarkan peserta didik agar memiliki kecerdasan dan daya hidup, agar siap mengarungi masa depan yang semakin kompetitif.

"Guru juga berperan penting dalam menanamkan nilai dan tradisi agama Islam, membentuk akhlak dan kepribadian generasi muda muslim, sebagai benteng moralitas bangsa. Selamat hari guru nasional," pungkasnya.(esy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler