jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha muslimah diminta menguasai literasi digital dalam pengembangan usahanya.
Menurut Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi, sudah bukan zamannya lagi menjalankan bisnis secara manual.
BACA JUGA: Terowongan Kuno Ditemukan Dekat Stasiun Bogor, Konon Tersambung ke Beberapa Tempat
"Itu sudah ketinggalan zaman. Semua orang kini sudah beralih dari manual ke digital,” pesan Wamenag di Jakarta, Senin (30/8).
Dikatakannya, jangan berpikir bahwa digital itu mahal dan susah. Semua bisa dan biasa menggunakannya. Gadget yang ada di tangan adalah modal penting membangun usaha.
BACA JUGA: Wamenag Ajak Umat Islam Mengambil Hikmah dari Periswa Hijrah Nabi Muhammad
Wamenag minta gadget tidak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi dan informasi semata. Apalagi, digunakan untuk sekadar bermain game yang menghabiskan waktu. Gadget bisa dioptimalkan sebagai modal merintis dan membangun usaha digital.
“Sangat sederhana, cobalah mulai mengunggah dan meng-endorse produk kita melalui status di media sosial,” tuturnya.
Peluang bisnis berbasis digital di Indonesia sangat besar. Menurut Global Web Index, papar wamenag, 96 persen pengguna internet Indonesia berusia antara 16 sampai 64 tahun yang mencari produk atau layanan secara online untuk dibeli.
Riset Janio menemukan, Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial untuk fashion. Karena selain jumlah penduduk muslim yang mencapai 227 juta, juga median age yang lebih muda, yaitu rata-rata 28,8.
Berbeda dengan negara tetangga seperti Thailand dan China dengan median age di atas 38.
Selain itu, 33,75 persen penduduk Indonesia masuk kelompok milenial di mana hampir 60 persen semua kebutuhan transaksinya dipenuhi secara online melalui beragam platform digital.
Tingginya pengguna internet ini menjadikan Indonesia adalah salah satu pasar online terbesar di dunia.
Mengutip statista.com, Wamenag Zainut menjelaskan bahwa pertumbuhan e-commerce Indonesia termasuk tinggi di Asia Tenggara. Pendapatan di pasar ecommerce diproyeksikan mencapai USD 43 miliar pada 2021 dan naik menjadi USD 63 miliar tahun 2025. Segmen pasar terbesar adalah fashion dengan proyeksi volume pasar sebesar USD 13 miliar tahun 2021, dengan sebagian besar pengguna ecommerce yang akan mencapai 221 juta pengguna pada 2025.
“Data-data di atas janganlah sekadar data dan angka. Seharusnya menjadi inspirasi dan informasi berharga guna menciptakan kreatifitas bisnis kita mengembangan usaha,” tutup Wamenag Zainut. (esy/jpnn)
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesya Mohamad