Wanita Tanpa Busana ke Bandara itu Menangis dan Tertawa

Jumat, 20 Januari 2017 – 00:32 WIB
Rus, perempuan yang mengendarai sepeda motor tanpa busana di Jalan Ahmad Yani II, Sungai Raya, Kubu Raya, Minggu (15/1). NETIZEN FOR RAKYAT KALBAR

jpnn.com - jpnn.com - Rusmiati alias Dona, 27, perempuan tanpa busana yang mengendarai motor menuju Bandara Supadio, Kalbar, Minggu (15/1), sudah dijemput keluarganya dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sungai Bangkong, Kamis (19/1).

Wanita asal Sukabumi, Jawa Barat, itu masih dalam masa perawatan dan pemantauan kejiwaan setelah dicurigai mengalami gangguan jiwa.

BACA JUGA: Jangan Kaget! Wanita tak Berbusana ke Bandara Itu...

"Pasien ini tadi pagi sudah dijemput oleh keluarganya untuk segera dibawa pulang ke kampung halamannya, difasilitasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Pontianak dan Sukabumi," ungkap dr Ferry Safariadi, Direktur RSJ Daerah Sungai Bangkong, Kamis (19/1).

Pihak keluarga yang mewakili penjemputan ini adalah paman Dona. Penjemputan mendadak ini terkesan dipaksakan.

BACA JUGA: Perkembangan Kasus Heboh Wanita Tanpa Busana ke Bandara

Sehingga membuat pihak RSJ terkejut. Pasalnya, status kondisi kejiwaan Dona belum dapat ditentukan diagnosanya.

"Kami belum bisa menentukan status kondisi kejiwaannya. Karena pasien R pulang atas permintaan keluarganya, bukan berdasarkan rekomendasi dokter yang menangani. Pastinya, diagnosa belum bisa ditentukan," ujar Ferry.

BACA JUGA: Wanita Bermotor Tanpa Busana ke Bandara Itu Ternyata..

Sesuai standart operasional prosedur (SOP) RSJ, setiap pasien harus dirawat dan observasi selama 14 hari jika ingin tahu kesimpulan kondisi kejiwaannya.

Sedangkan Dona sendiri baru tiga hari diobservasi. Dona rencananya akan diterbangkan ke Sukabumi Jumat (20/1) hari ini.

Kapolresta Kombes Pol Iwan Imam Susilo tak mempermasalahkan penjemputan Dona oleh pihak keluarga kendati secara hukum masih berstatus terperiksa.

"Penjemputan keluarga ini juga merupakan proses membantu percepatan pengobatan kepada yang bersangkutan," kata Iwan.

Jika kondisinya sudah stabil, pemeriksaan bisa dilakukan kembali dengan harapan bisa berjalan lancar dan dapat segera ditarik benang merah penyebab aksi Dona bermotor tanpa berbusana.

Sejauh ini, penyidik belum bisa menyimpulkan kasus yang tak lazim dilakukan Dona, lantaran saat diperiksa ia dalam kondisi tidak stabil.

Dia lebih banyak diam, tertawa dan menangis. Kendati, penyidik telah menyiapkan pasal untuk menjeratnya dengan pasal 281 KUHP tentang asusila dan tidak sopan di muka umum.

"Kita masih evaluasi, karena perbuatan ini tak lazim dilakukan oleh orang normal. Apakah yang dilakukan ini karena dia normal, stres atau pengaruh apa yang dikonsumsinya, kita masih melakukan pendalaman," jelasnya.

Termasuk melakukan pendalaman dugaan dan informasi yang menyebutkan Dona mengkonsumsi racikan tanaman kecubung atau jamur kotoran sapi yang diketahui dapat membuat halusinasi.

Kasi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pontianak, Oskar Ibrahim membenarkan kalau Dona sudah dijemput.

“Pihak keluarga sudah datang ditemani petugas Dinas Sosial dari daerah asalnya, semua sedang diurus. Rencananya Jumat besok akan dipulangkan,” jelasnnya Kamis (19/1) kemarin di ruang kerjanya Jalan Gusti Sulung Lelanang.

Oskar menambahkan bahwa status Dona sebagaimana surat RSJ dinyatakan belum diterapi namun keluar atas permintaan keluarga.

Di surat tersebut diberikan catatan agar Dona melakukan kontrol secara rutin di RSJ terdekat.

“Karena ini sudah permintaan keluarga ya bagaimana, kita rasa keluargalah yang tau terbaiknya seperti apa,” jelas Oskar.

Oskar juga meminta berita tentang Dona diminimalisir untuk membantu proses penyembuhan. Ia khawatir baca berita tentang dirinya jadi tertekan dan tambah parah.

Sementara itu, psikolog dari Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) yang mendampingi Dona, Armijn Chandra S. Besman, S.ip, S.Psi menyatakan kondisi Dona stabil meski masih dalam keadaan tertekan.

“Masih tampak kelelahan, komunikasi masih belum normal, belum lancar, masih sering bingung saat menjawab ketika ditanya,” jelas Armijn yang menyebut diagnosa belum keluar namun diduga Dona mengalami depresi.

Armijn mengaku melakukan pendampingan tidak hanya pada Dona, namun juga kepada keluarga.

“Agar jangan sampai keluarga malah menyudutkan atau menyalahkan Dona, itu justru malah akan bikin kondisi psikisnya semakin buruk,” jelas Armijn.

Pihak keluarga sendiri menurut Armijn sudah dikabarkan tentang profesi yang dilakoni Dona di Pontianak. Keluarga mengaku tidak mengetahui bahwa selama ini Dona berkerja sebagai PSK.

“Katanya Dona sempat beberapa kali pulang, terakhir Desember kemarin. Dia juga sebenarnya mau pulang, cuma mendadak nge-blank,” tutur Armijn.

Dona sendiri sudah sekitar setahun tinggal di Pontianak. Selama itu, ia rutin mengirim sebagian penghasilannya kepada keluarga.

Kedatangan ke Pontianak atas kemauannya sendiri sehingga belum ada dugaan Dona korban perdagangan manusia.

“Bagaimana akhirnya ia bisa jadi PSK itu belum sempat kita dalami lebih lanjut,” tukasnya. (man/moh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat! Wanita Tanpa Busana Kendarai Motor ke Bandara


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler