Wapres Apresiasi Inovasi Tenaga Nuklir dari BATAN

Selasa, 08 Agustus 2017 – 20:51 WIB
Wapres Jusuf Kalla. Foto: Ist/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berharap inovasi teknologi radiasi nuklir yang dikembangkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bisa ikut mendorong meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi di Indonesia.

JK meminta lembaga ini menyosialisasikan dan meyakinkan masyarakat bahwa varietas tanaman padi yang dihasilkan aman dan berkualitas.

BACA JUGA: JK: Kedamaian Unsur Mutlak Suatu Negara

"Produksi pertanian bisa naik, bisa swasembada dan dikasih sertifikasi," ujarnya saat menerima Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto beserta rombongan di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/8).

Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi.

BACA JUGA: Harapan Pak JK Saat Menghadiri Peringatan Hari Kemerdekaan AS

Djarot dalam kesempatan itu didampingi Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir Suryantoro, Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Nuklir Hendig Winarno, Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir Efrizon Umar

Untuk lebih membahas varietas produksi padi yang dihasilkan Batan, JK meminta agar persoalan ini dibahas khusus satu pintu dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

BACA JUGA: Wapres Apresiasi Komitmen Bank Dunia untuk Indonesia

JK juga mengapresiasi lembaga penelitian Batan yang mampu menghasilkan berbagai varietas tanaman padi.

Sedangkan Djarot dalam pertemuan itu melaporkan bahwa teknik nuklir memang dapat digunakan untuk rekayasa genetika tanaman dan menghasilkan varietas baru bersifat unggul.

Misalnya produksi tinggi, adaptif pada kondisi iklim Indonesia, umur genjah, kualitas beras bagus dengan rasa nasi pulen dan enak.

Batan memiliki 22 variestas padi, yang paling terkenal bernama Sidenuk (Si Dedikasi Nuklir).

Masyarakat di pedesaan sudah banyak mengenal dan mengkonsumsi beras jenis ini karena rasanya yang pulen.

Dia berharap bisa mempopulerkan varian ini. “Sidenuk akan kami populerkan karena memilki produktivitasnya tinggi, membantu semacam kedaulatan pangan," kata Djarot.

Dia menambahkan produktivitas yang tinggi itu dapat terlihat dari satu hektar bisa menghasilakan 9, 1 ton padi dengan masa tanam hanya 103 hari dibandingkan dengan yang pada umumnya selama 115 hari. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Desak Pemerintah Cabut Moratorium DOB


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler