jpnn.com - JAKARTA - Beberapa pemerintah daerah menyampaikan keberatannya terhadap mobil murah dan ramah lingkungan (low cost and green car/LCGC). Namun, Wakil Presiden Boediono menegaskan, penjualan mobil murah tidak perlu dihambat. Sebab, itu adalah konsekuensi dari era industrialisasi.
"Indonesia sebagai negara yang kaya dengan sumber alam dan pertanian tak bisa tinggal diam tanpa mengembangkan industri," ujar Wapres Boediono.
BACA JUGA: Rupiah Menguat Signifikan
Pernyataan itu disampaikan saat meresmikan Indonesia International Motor Show (IIMS) Ke-21 di JIExpo, Kemayoran, kemarin (19/9). Hadir dalam acara itu Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Wapres mengaku sudah beberapa kali diundang untuk membuka pameran yang sama. Dia selalu hadir dengan keyakinan kuat bahwa industri otomotif Indonesia harus maju dan menjadi tulang punggung bangsa. "Dengan jumlah penduduk yang begitu banyak, pertumbuhan suatu bangsa membutuhkan pula tempat di mana para pemuda bisa mengembangkan bakatnya di bidang otomotif," katanya.
BACA JUGA: 2015, Naik Mobil Murah Justru Boros
Dia mengakui saat ini ada kecemasan mobil murah dan ramah lingkungan akan menambah masalah kemacetan di kota metropolitan seperti Jakarta atau pusat-pusat urban lainnya. "Menurut pandangan saya, solusinya adalah meningkatkan transportasi publik secepatnya," ujar dia.
Wapres mengajak pemerintah pusat dan DKI Jakarta untuk segera menerapkan sistem electronic road price (ERP) yang memberlakukan biaya ekstra bagi pemakaian jalan-jalan utama di ibu kota saat waktu sibuk (peak hour). "Barangkali tidak perlu menghambat orang beli mobil, tapi kita bebani biaya kalau mobil itu masuk ke jalan-jalan ibu kota," sarannya.
BACA JUGA: Jadi Biang Kemacetan, Mobil Murah akan Dibatasi
Produk otomotif, kata Wapres, masih sangat diperlukan di daerah-daerah, termasuk Belitung, wilayah asal Wagub DKI. Dia pun tidak menginginkan mobil dan motor lebih menumpuk di kota-kota besar. "Jadi, mari cari cara untuk mengatasi masalah ini tanpa mengorbankan tulang punggung industrialisasi, tanpa mengorbankan lapangan kerja bagi pemuda-pemuda bangsa yang besar bakatnya," tegasnya. (wir/ken/owi/uma/c10/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Tarif Tol Harus Diimbangi Kualitas Layanan
Redaktur : Tim Redaksi