Wapres Mengingatkan soal Tasamuh, Begini Penjelasannya

Selasa, 06 Juli 2021 – 22:10 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan kuliah umum pada PPRA LXII dan PPSA XXIII Lemhanas 2021 dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Selasa (6/7/2021). ANTARA/HO-Asdep KIP Setwapres

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan pentingnya sikap toleransi dan tasamuh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, sikap toleransi dan tasamuh penting untuk terus dibangun untuk menciptakan kerukunan.

BACA JUGA: 32 Nelayan Aceh Ditahan di Thailand, Bagaimana Nasib Mereka kini?

Wapres menyatakan hal itu dalam sesi tanya jawab saat memberi kuliah umum pada Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) 2021.

Wapres memberi kuliah umum secara daring dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Selasa (6/7).

BACA JUGA: COVID-19 Mengganas, 584 Kiai Wafat, HNW Ingatkan Pemerintah Begini

"Kita harus terus mengembangkan sikap toleransi dan tasamuh, yang artinya perilaku menerima dan menghargai keberadaan orang lain, meskipun berbeda keyakinan," ujar Wapres Ma'ruf Amin.

Seluruh masyarakat juga harus memiliki kesiapan untuk menerima kehadiran orang lain di lingkungannya.

BACA JUGA: Info Penting Bagi CASN, 6 Posisi ini Sepi Pendaftar

Sikap ini menurut Ma'ruf Amin menjadi kunci penting untuk dapat hidup berdampingan secara damai dengan tidak mengganggu keyakinan masing-masing.

"Ini perlu kita kembangkan terus toleransi ini," ucapnya.

Wapres juga mengingatkan masyarakat tidak boleh menggunakan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal.

Hal ini menurutnya harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak.

"Kemudian juga harus mengajarkan, mendidik masyarakat untuk antikekerasan. Sikap ini harus menjadi budaya yang ditanamkan sejak kecil," ucapnya.

Wapres kemudian mendorong seluruh masyarakat membangun komitmen kebangsaan yang terangkum dalam empat bingkai kerukunan, yakni teologis, politik, sosiologis dan yuridis.

Menurutnya, bingkai teologis merupakan pemahaman keagamaan yang mengedepankan teologi kerukunan dan narasi kerukunan dalam menyampaikan pesan keagamaan.

Sementara bingkai politik, merupakan penguatan konsensus nasional ideologi Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai kesepakatan sejak Indonesia didirikan.

Bingkai sosiologis dapat dilakukan melalui pendekatan sosio-kultural dengan menggunakan kearifan lokal masing-masing daerah untuk menguatkan kerukunan.

Terakhir bingkai yuridis, harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku guna menciptakan komitmen kerukunan kebangsaan.

"Apabila empat bingkai itu bisa diperkuat, saya kira walaupun Indonesia terdiri dari berbagai suku, etnis dan agama, ini pasti kita bisa menjaganya," pungkas Wapres Ma'ruf Amin.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler