jpnn.com, SURABAYA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan warga Jawa Timur (Jatim) untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor saat musim hujan.
"Diharapkan masyarakat agar tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana seiring adanya peringatan dini dari BMKG," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Senin (2/11) sore.
BACA JUGA: Kemendagri Blokir Data Kepegawaian ASN di 67 Pemda, Termasuk Surabaya dan Jatim
Raditya menyampaikan, berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman "bmkg.go.id", diberikan peringatan dini cuaca buruk, khususnya di wilayah Jawa Timur.
Prakiraan cuaca pada Selasa (3/11), BMKG memberikan peringatan dini waspada hujan dengan intensitas sedang hingga deras disertai angin kencang sesaat pada pagi hari di wilayah Lumajang.
BACA JUGA: Bu Khofifah Sudah Beri Peringatan, Warga Jatim Harus Waspada
Sedangkan pada siang hingga sore hari di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, dan Jember.
Sebelumnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga meminta warganya waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi menjelang puncak musim hujan pada November 2020 hingga Maret 2021.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Warga 95 Kelurahan di Surabaya, Ini Daftarnya
Ia mengumumkan terdapat 22 kabupaten/kota yang berstatus rawan bencana hidrometeorologi.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menginstruksikan instansi bidang kebencanaan, yakni BMKG, BPBD, Dishub, PU Cipta Karya, Binamarga, dan Dinas Sosial untuk mendetailkan mitigasi menyusul adanya potensi bencana akibat La Nina.
Gubernur Khofifah mengemukakan seluruh instansi terkait kebencanaan harus melakukan antisipasi bersama yang harus segera dibuat item yang lebih terukur, mulai dari hulu hingga hilir.
"Kalau bisa mendetailkan koordinasi secara operasional akan bagus dalam menangani kesiapsiagaan bencana. Kami tidak ingin terlambat merespons fenomena La Nina," tutur Khofifah. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Soetomo