Yayan Rahayani, seorang warga asal Yogyakarta, telah menjadi penduduk tetap Australia sejak tahun 2012 dan mengeluarkan puluhan ribu dolar setiap tahun untuk biaya sewa rumah.

Tapi sekarang ia bersama suami dan anak-anaknya telah menempati rumah miliknya sendiri di daerah Modbury North, Adelaide, dengan menggunakan program bantuan pembelian rumah bernama 'HomeStart' dari Pemerintah Australia Selatan.

BACA JUGA: Presiden Ukraina Sebut Dirinya dan Keluarganya Menjadi Target Utama Rusia

Melalui skema 'Graduate Loan' dari HomeStart, Yayan mendapatkan pinjaman sebesar hampir A$500 ribu atau lebih dari Rp5 miliar yang dipergunakan untuk membeli lahan kosong dan membangun rumah di atasnya.

'Graduate Loan' hanyalah satu di antara berbagai macam skema bantuan pembelian rumah. Ada yang berlaku khusus di negara bagian seperti 'HomeStart' di Australia Selatan, dan ada pula yang berlaku nasional.

BACA JUGA: Bos Intel Inggris Sebut Presiden Putin Biang Kerok Kegagalan Invasi Rusia

Pemerintah Federal sendiri berjanji memperluas skema bantuan pembelian rumah sesuai RAPBN yang disampaikan oleh Bendahara Negara, Josh Frydenberg, Selasa (29/03) malam.

Dalam skema 'Home Guarantee', Pemerintah menjamin sebagian uang muka pembelian rumah bagi warga Australia yang memenuhi syarat.

BACA JUGA: Ukraina Khawatir Invasi Rusia Dicontoh Negara Haus Perang seperti China

Dalam naskah RAPBN Australia Tahun Anggaran 2022/2023 disebutkan bahwa:  Target penerima 'Home Guarantee' naik menjadi 35.000 penerima per tahun, dari sebelumnya hanya 10.000 penerima, dan mulai berlaku 1 Juli 2022. Ini untuk pembeli rumah yang sudah jadi dengan uang muka rendah (sampai 5 persen dari harga rumah). 'Regional Home Guarantee' menargetkan 10.000 penerima per tahun mulai 1 Oktober 2022 hingga 30 Juni 2025 untuk mereka yang membeli atau membangun rumah di wilayah regional bagi warga negara dan penduduk tetap 'Family Home Guarantee' untuk 5.000 penerima per tahun mulai 1 Juli 2022 untuk orangtua tunggal yang membeli rumah pertama dengan uang muka rendah hingga 2 persen.

Bendahara Negara Australia Josh Frydenberg menjelaskan, Pemerintah Federal bertekad untuk mendorong warganya memiliki rumah sendiri.

"Sejak Januari 2020, Skema Home Guarantee telah memberikan bantuan kepada hampir 60.000 warga untuk membeli rumah pertama mereka," jelasnya.

Berbagai skema yang akan diterapkan oleh Pemerintah Federal, hanya berlaku untuk pembelian rumah dengan harga tertentu.

Selain itu, penerima skema ini hanya ditujukan bagi warga dengan tingkat penghasilan di bawah A$125 ribu dolar per tahun untuk satu orang dan di bawah A$200 ribu dolar per tahun jika mendaftar sebagai pasangan.

"Tadinya antara berani dan ndak berani. Nah, pas mengurus tax return ketemu akuntan orang Indonesia. Dialah yang menyarankan agar kami coba membeli rumah daripada terus menyewa," ujar Yayan kepada Farid Ibrahim dari ABC Indonesia.Bagi Yayan dan keluarganya, memiliki rumah empat kamar berlantai dua di Australia, tidak pernah terbayangkan sama sekali.

"Saat itu kami sama sekali ndak ada tabungan. Paling adanya 2 ribu hingga 5 ribu dolar saja," tambahnya.

Mereka dikenalkan kepada seorang 'mortgage broker' yang juga asal Indonesia dan membantu mereka mengakses skema 'HomeStart' dari Pemerintah Australia Selatan.

"Setelah beberapa waktu, akhirnya uang muka terkumpul juga. Tak banyak, hanya sekitar 25 ribu dolar," jelas Yayan.

"HomeStart ini memang bunganya agak tinggi dibandingkan bank karena kami mendapatkan loan hampir 500 ribu dolar dengan masa kredit 18 tahun. Jadi kami membayar sekitar 1.300 dolar per dua minggu," katanya.  

Setelah setahun mencari lokasi yang pas dan setahun lagi proses pembangunannya, pada bulan Maret 2020, keluarga Yayan telah memasuki rumah baru mereka.

Menurut Yayan, cicilan rumahnya memang sedikit lebih besar dibanding biaya sewa rumah sebelumnya, tapi dia merasa lebih tenang karena sekarang ia membayar untuk rumahnya sendiri.

Apalagi rumahnya kini berkamar empat, sementara dulu saat menyewa selalu yang dua kamar saja. Skema membeli rumah pertama dengan dana pensiun

Bagi warga negara dan penduduk tetap yang ingin membeli rumah untuk pertama kalinya, tersedia pula skema bernama 'first home super saver' (FHSS) yang dikelola oleh kantor pajak Australia (ATO).

Melalui skema ini, seorang pekerja dimungkinkan untuk menabung uang muka pembelian rumah di dalam tabungan dana pensiun atau 'superannuation'.

Sejak 1 Juli 2017, pekerja dibolehkan untuk secara sukarela menabung atau istilahnya memberikan 'contributions', ke dana pensiunnya, di luar dana pensiun ditanggung oleh perusahaan.

Terhitung 1 Juli 2018, pekerja yang bersangkutan dibolehkan meminta pencairan dana tabungan tersebut untuk dipergunakan sebagai uang muka membeli rumah pertama.

Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, agar ATO mencarikan dana tersebut ke rekening pekerja yang bersangkutan. Rumah yang dibeli harus ditinggali sendiri segera setelah rumah tersebut siap Rumah tersebut harus ditinggali minimal 6 bulan dalam 12 bulan sejak dimiliki.

Saat ini seorang pekerja dapat mengajukan permohonan pencairan hingga A$15.000 dari kontribusi sukarela dalam satu tahun keuangan dan maksimal A$30.000 untuk seluruh tahun keuangan.

Dalam anggaran belanja nasional yang diajukan Pemerintah Federal sekarang, terhitung mulai 1 Juli 2022, jumlah yang bisa dicairkan dari dana pensiun meningkat dari A$30.000 menjadi A$50.000 untuk seluruh tahun keuangan 

BACA ARTIKEL LAINNYA... APBN Australia Fokus Pada Biaya Hidup Sehari-hari, Semahal Apa Bahan Makanan di Australia?

Berita Terkait