Warga Asing Temukan Surga, Warga Lokal Masih Menderita

Rabu, 02 September 2009 – 11:48 WIB

  Anggaran pembangunan di Timor Leste bakal terus bertambah setiap tahunSayang, 10 tahun terakhir, hasil pembangunan belum banyak menyentuh masyarakat bawah

BACA JUGA: Dibangun 1775, Direnovasi Umat Nasrani

Selain itu, konflik internal masih terus mengancam


Justin M

BACA JUGA: APBN Hampir Sama dengan APBD Jatim

Herman, Dili


ADA pemandangan lain di jalan raya Kota Dili saat ini
Ibu kota negara yang luasnya hanya 10 km persegi itu setiap hari dibuat macet oleh banyaknya kendaraan yang berseliweran

BACA JUGA: Berkunjung di Pesantren Jibril di Lotim

Peningkatan jumlah kendaraan sepuluh tahun terakhir membuat jalan raya penuh sesak
Selain dipenuhi kendaraan pemerintah, jumlah warga yang memiliki kendaraan juga meningkatIni masih ditambah lagi dengan kendaraan milik personel UNMIT (United Nations Mission in East Timor) yang jumlahnya ribuan

Keberadaan pelabuhan laut di tengah kota kian menciptakan kemacetanAktivitas bongkar muat peti kemas dan hilir mudik tronton menambah kemacetan dalam kotaBanyaknya kendaraan yang masuk ke Timor Leste disebabkan regulasi bebas bea impor kendaraan bekas asal Singapura dan JepangHarganya pun murahDengan USD 2.000, warga sudah bisa memperoleh kendaraan bermerekWarga negara itu berlomba-lomba memiliki kendaraan berbagai merek dan model dengan kondisi fisik yang masih bagus

"Jangan salah, orang bisa punya mobil, tapi belum tentu hidupnya berubah jadi baikMasih banyak orang Timor yang susah," kata Armandina da Costa, 29, warga Dili, kemarinPerubahan infrastruktur baru menyentuh fasilitas pemerintahanMisalnya, pembangunan gedung baru bagi 34 kementerian negaraSelain itu, pembangunan gedung kedutaan negara lain dan kediaman duta besar negara sahabat
Fasilitas umum belum juga tersentuhTidak ada perubahan signifikan dalam sepuluh tahun terakhirGedung sekolah, rumah sakit, dan pasar masih menggunakan fasilitas lama peninggalan pemerintah IndonesiaAir bersih dan listrik pun demikian

Rakyat masih berdiam di perumahan-perumahan yang tertinggal, yang lolos dari amuk api pascajajak pendapat 10 tahun lalu
Pembangunan rumah baru oleh penduduk hanya terlihat di bagian barat Kota DiliDi timur dan selatan nyaris tak tampak bangunan rumah baru milik pribadi"Bagaimana bisa membangun rumah yang layak, rakyat masih fokus memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari," jelas Marcal Amaral, 47, salah seorang mantan pejuang kemerdekaan, yang menetap di Becora, Dili Timur, kemarin

Besarnya anggaran belanja negara itu, rupanya, belum sampai menyentuh kebutuhan rakyat paling bawahMereka tertegun saja melihat fasilitas wah yang diperoleh pejabat negara saat iniLebih-lebih tingkah laku personel UNMIT dan tentara Australia yang menemukan "surganya" saat bertugas di Timor Leste.

Fasilitas kendaraan mewah dan tempat tinggal nyaman sudah pasti diperolehBerakhir pekan di Pulau Dewata, Bali atau DarwinJumat berangkat Minggu kembaliHanya butuh waktu 1 jam 45 menit bila terbang dari Dili menuju Bandara Ngurah Rai, Denpasar"Misi PBB paling aman, ya di Timor Leste iniMakanya personelnya bisa weekend ke BaliBila Jumat, naik pesawat keluar Dili bisa tidak mendapat tempat," kelakar Miquel dos Santos, 42, yang sehari-hari berdagang barang-barang kelontong

Tubuh pemerintahan Timor Leste saat ini juga disibukkan dengan intrik untuk merebut pengaruh rakyatPemerintahan koalisi lima partai, yakni CNRT, ASDT, PD, PSD, dan Undertim, harus menghadapi gempuran kritik dari Partai Fretilin, KOTA, dan PPT yang beroposisi
Meski hanya memiliki 21 kursi di parlemen, partai-partai ini terus mengkritik setiap kebijakan pemerintahIsu korupsi, nepotisme, dan perselingkuhan kerap dikedepankan untuk menggoyang pemerintahan Aliansi Mayoritas Partai (AMP) pimpinan PM Xanana Gusmao, ketua partai CNRTFretilin dengan mudah melancarkan kritik karena pemimpin partai itu, Mari Alkatiri dan Lu Olo, adalah mantan pemimpin negara itu di awal kemerdekaanKini keduanya hanya duduk sebagai anggota parlemen

Mantan Menteri Ekonomi dan Pembangunan Abel da Costa Ximenes menilai, salah satu hambatan pembangunan adalah sistem multipartaiTokoh potensial terbagi di 20-an parpolAkibatnya, yang bekerja sedikit."80 persen kebutuhan hidup dalam negeri masih bergantung pada imporProduksi dalam negeri tidak meningkat, pengangguran bertambah, daya beli masyarakat kecilSektor swasta belum mandiri, masih bergantung pada proyek pemerintah," jelas Abel

Dia menyarankan pemerintah agar tidak hanya menggunakan orang dalam partainya, tapi memberikan kesempatan kepada mereka yang di luar partai untuk ikut memikirkan pembangunan nasionalAbel mengatakan, masuknya investor asing masih terkendala fasilitas"Tuntutan investor asing banyakSudah dapat izin pun, tidak ada realisasinyaMalah, izin yang diberikan dijual lagi kepada yang lain," tuturnya

Dia mengharapkan pemerintah memperhatikan investor dalam negeriHarus ada perbedaan kegiatan yang diberikan kepada asing dan investor dalam negeriJangan sampai pengusaha luar justru mematikan investor dalam negeriSelain itu, masuknya investor asing masih terkendala minimnya infrastruktur, seperti listrik, jalan, pelabuhan, telekomunikasi, perbankan, asuransi, serta terbatasnya sumber daya manusia
Saat ini Timor Leste belum memiliki bank negaraKehadiran bank-bank swasta, seperti Bank ANZ (Australia-New Zealand), BNU (Portugal), dan Bank Mandiri lebih banyak mencari keuntunganPemerintah tidak bisa melakukan intervensi untuk menurunkan suku bunga di bank-bank tersebut(kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kantor Presiden Baru, Sediakan Hotspot Gratis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler