Riset kesehatan seksual mengungkapkan warga Australia memiliki pengalaman seksual yang beragam dan luas, meski demikian mereka jarang bercinta.Penelitian Kesehatan Reproduksi dan Hubungan Warga Australia (AHSR) yang kedua ini melibatkan lebih dari 20,000 pria dan wanita berusia antara 16 hingga 69 tahun. Para peserta diwawancarai secara acak melalui telepon antara periode Oktober 2012 dan November 2013. Profesor Juliet Richters mengatakan para peneliti terkejut mengetahui dari hasil riset ini ada penurunan yang signifikan pada frekuensi bercinta yang dilakukan oleh pasangan heteroseksual. Sementara menurutnya survey serupa yang digelar di Inggris pada waktu yang sama juga menemukan hasil yang sama. "Menurut kami hal ini terjadi lantaran kehidupan rumah tangga orang banyak terganggu oleh pekerjaan mereka – memeriksa email kantor sebelum berangkat tidur, membawa serta laptop dan ponsel ke tempat tidur, dan sejumlah hiburan individu lainnya ketimbang melakukan hal bersama-sama dengan pasangan,” katanya. "Dan mungkin juga itu terjadi karena adanya penurunan jumlah layanan seksual,” "Sejak dilakukan studi ASHR pertama tahun 2011-2012, proporsi laki-laki yang melakukan aktifitas seksual sebelum berusia 16 tahun menurun namun dikalangan wanita justru meningkat,” tambahnya. Salah satu peneliti dalam riset ini Profesor Chris Rissel mengatakan hasil dari kajian ini cukup mengejutkan. "Tampaknya usia pertama kali orang melakukan kegiatan seksual tidak berubah, namun demikian kompensasinya adalah temuan kalau wanita melakukan kegiatan seksual lebih awal ketimbang laki-laki,” papar Profesor Chris Rissel. "Temuan ini menarik karena sejalan dengan standard ganda lama, sementara mungkin kalangan wanita melaporkan hal itu lebih awal dan tampaknya perilaku tersebut terjadi lebih sering pula,” Profesor Rissel meyakini sejumlah perubahan ini dipicu perubahan paradigm dikalangan generasi muda. "Menurut saya perubahan ini terkait dengan adanya pergeseran model feminin dalam dunia seksualitas, sehingga perempuan menjadi lebih asertif mengenai kebutuhan seksual mereka,” katanya. Sejumlah pasangan perempuan dan serangkaian praktek seksual lainnya menjadi lebih sering juga dikalangan laki-laki yang menandai adanya penurunan dalam standard ganda. Sikap terhadap homoseksual membaik Dalam riset ini peneliti juga mendapati kalau warga Australia tampaknya juga memiliki sikap yang lebih positif terhadap homoseksualitas, namun demikian mereka tidak cukup toleran terhadap hubungan seksual yang dilakukan diluar komitmen hubungan mereka. "Kami mendapati saat ini sudah ada keterbukaan dan penerimaan di seputar isu seksualitas, namun pada saat yang bersamaan ada juga peningkatan tuntutan atas kesetiaan, sehingga pasangan yang terikat dalam komitmen hubungan mengatakan ingin selalu menjaga hubungan tersebut," Professor Rissel. "Warga mengaku mereka bertekad untuk setia dengan pasangannya dan komitmen seperti itu meningkat sejak riset sebelumnya,” Penggunaan kondom juga semakin umum di kalangan warga begitu juga kesadaran menggunakan alat pengaman ketika melakukan hubungan seksual pertama kali. "Ini merupakan keberhasilan yang mengagumkan bagi Australia dalam hal bagaimana penggunaan kontrasepsi dan kondom yang semakin meningkat penggunaannya dikalangan warga yang melakukan hubungan seksual untuk pertama kali, Peneliti lainnya, Dr Richard de Visser, mengatakan warga saat ini lebih waspada terhadap pasangan hubungan seksual mereka yang baru namun situasi sebaiknya bisa saja terjadi. "Yang menarik adalah penggunaan kondom dalam pengalaman hubungan seksual pertama di Australia sangat tinggi dan tetap tinggi. Kita juga melihat pengalaman serupa terjadi pada kehidupan seksual dalam seperempat hubungan seksual terakhir yang mereka lakukan,” katanya "Namun kita juga mendapati situasi dimana seharusnya mereka menggunakan kondom tapi ternyata tidak mereka gunakan,” katanya. Studi ini menyimpulkan, warga Australia berhubungan seksual dengan cara-cara yang menyediakan perlindungan yang lebih baik dari infeksi penyakit sekual dan kehamilan yang tidak diharapkan. Riset AHSR ini sendiri bertujuan untuk membantu pembangunan dan pelaksanaan program kesehatan reproduksi di seluruh Australia.
BACA JUGA: Temuan Bahan Peledak di Brisbane tidak Terkait Terorisme dan Ancaman G20
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Ancaman ISIS Lebih Hebat dari Al Qaeda