jpnn.com - MELBOURNE - The Wonderful Indonesia Festival 2015 di Queensbridge Square, Melbourne, Australia menghadirkan segudang perasaan pada Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Di satu sisi, Arief bahagia karena acara tersebut sukses besar. Di sisi lain, dia juga terharu karena banyak muda mudi di Benua Kanguru, julukan Australia yang lincah mengucapkan kalimat Bahasa Indonesia.
BACA JUGA: Wonderful Indonesia Festival 2015 Sukses Besar, Arief Janji 2016 Makin Wow
Arief merasakan betul kedahsyatan magic words di Melbourne. Saat itu, dia melihat langsung warga Australia fasih berbahasa Indonesia. Mirip dengan kebiasaan Arief yang mengucapkan Ni Hao Ma (apa kabar) dan xie xie (terima kasih) pada pejabat pariwisata Tiongkok.
Anak-anak SMA di Melbourne menyanyikan lagu Burung Kakak Tua dengan lafal yang sangat Indonesia. Itu adalah laku anak-anak TK dan pre school di tanah air. Sedangkan di Australia dinyanyikan remaja selevel SMA dengan baik.
BACA JUGA: Hari Belanja Online Nasional, Bukalapak Dobel Diskon
Tepuk tangan langsung membahana. Suhu Melbourne yang mencapai 15 derajat celcius langsung terasa hangat. Tak cukup sampai di situ, beberapa wanita Australia mengenakan pakaian adat Bali, Jawa dan Sumatera di main stage.
Mereka bukan saja mahir berbahasa Indonesia, tetapi juga pintar menari dan menjiwai gerakan-gerakan tarian tradisional yang tidak gampang.
BACA JUGA: Wuihh. Keren! Indonesia Desak Reformasi Keuangan Global
“Ini yang saya sebut blended, menyatu, dan fundamental. Kemasan festivalnya sederhana saja, tetapi content, pesan budaya dan filosofi kebersamaan Indonesia-Australia-nya, sangat terasa sampai ke tulang. Sukses dan antusias,” ujar Arief.
Seniman gamelan dan tarian Poedjiono yang sudah 40 tahun tinggal di Melbourne dan pernah menjadi dosen di Monash University sudah mendidik lebih dari 14 ribu pemain gamelan di Negeri Kanguru itu.
Di kota Melbourne yang dulu pernah menjadi ibu kota Australia (sebelum dipindah ke Canberra )sudah ada sembilan group gamelan yang terus berkembang.
Tapi, Arief masih punya satu peluru lagi. Mahasiswa Indonesia di Australia ini punya perkumpulan pemain dan penggemar AFL (Australian Football League) yang standnya juga ikut tampil di Wonderful Indonesia Festival 2015.
Minister for Finance and Minister for Multicultural Affairs Australia Robin David Scott hadir di lokasi festival. Di tengah-tengah show, dia menghampiri ke tenda Arief.
Scott yang berlatar belakang Partai Buruh Australia dan pernah menjadi anggota legislatif tahun 2006 itu bangga mengenakan topi merah bertuliskan huruf putih, Wonderful Indonesia.
“Nah, sudah deh, nyerah kita, 2-5,” tambah pria yang pernah dinobatkan sebagai The Best CEO BUMN, CEO Innovation Award, The Best CEO Finance Asia The Best CEO of The Year, Anugerah Business Review sepanjang 2013 itu.
Sebagai sebuah multicultural message, festival itu sukses. Sebagai promosi pariwisata, event ini lebih sukses lagi. Melibatkan lebih banyak orang Australia, didampingi komunitas anak-anak Indonesia di Melbourne yang sudah pasti akan menjadi public relations yang baik buat negeri.
“Community development-nya juga dapat. Promosi dalam bentuk below the line juga kuat. Mengumpulkan sekian ribu orang di luar negeri, dan mereka happy oleh cultural performance, yang pemainnya sebagian juga berasal dari bangsa mereka sendiri, itu kombinasi yang perfect,” kata pria yang juga pernah menjadi The Best Green CEO Majalah Warta Ekonomi 2014, The Best CEO 2014 Indonesia Leadership Award SWA itu.
Memang, event ini oleh Kemenpar juga sudah dipromosikan di berbagai saluran media. Acara itu ditayangkan di National Geographic Australia, Fox Australia, Channel 7, Channel 9 Discovery Channel, CNN International, BBC World, Fox Sport, dan CNBC. Media cetaknya juga melibatkan, Sydney Morning Herald, Australian’s Women Weekly, Vogue Australia, dan Sophisticate Traveller.
“Pola promosi kami memang menggunakan tiga lapisan sekaligus. Ada serangan darat media outdoor, cetak, liflet, dll. Ada serangan udara melalui media, online, TV. Dan below the line berupa events itu sendiri, yang langsung touch dengan public,” tambah Arief.
“Kami punya target besar turis dari Australia. Sampai dengan tahun 2019, Australia saja kami target 2 juta lebih. Tahun 2015 ini, yang tinggal satu setengah bulan ini, target kami 1,1 juta wisatawan. Tahun 2016 diproyeksi naik 1,3 juta, dan peringkat nomor 4 setelah Singapore, Malaysia, dan Tiongkok,” tegas peraih Marketeer of The Year 2013, Markplus Conference 2014, The Most Inspirational CEO, Mens Obsession Award 2014 itu. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anda Belum Punya Rumah? Baca Nih...
Redaktur : Tim Redaksi