jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Diduga terlibat aksi teroriseme, Sekertaris RT004/013, Gang Masjid Darusalam, Jalan Asia Afrika II Kelurahan Kelurahan Kedaung, Kecamatan Pamulang, Kota Tangsel, Banten, ditangkap Tim Datasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri.
Bambang Eko Prasetyo dicokok satuan elit kepolisian ini dari salah satu bengkel mobil yang terletak di Jalan Arya Putra, Kelurahan Sarua, Kecamatan Ciputat sekitar pukul 11.00, Jumat (24/03).
BACA JUGA: Densus 88 Geledah Rumah Kontrakan Bambang di Ciputat
Wakil Ketua RT004, Sahrir Sidiq membenarkan, jika bawahannya itu ditangkap oleh Densus 88 karena terindikasi masuk jaringan terorisme Suryadi Masud. Apalagi, penangkapan Bambang itu terjadi setelah polisi menangkap empat rekannya di wilayah Cilegon dan Bekasi satu hari lalu.
Bahkan penangkapan dan pengeledahan rumah Bambang itu membuat warga sekitar ketakutan.
BACA JUGA: Generasi Muda Diajak Lawan Radikalisme di Dunia Maya
”Iya benar Bambang merupakan Sekertaris RT di sini, ya kaget dan tidak ada yang menyangka terlibat teror bom. Saya dapat informasi ini dari salah Komandan Densus yang menunjukan surat pengeledahan rumah Bambang,” katanya kepada INDOPOS, saat ditemui dilokasi, kemarin.
Menurutnya, informasi yang di dapatkan dari anggota Densus tersebut Sekertaris RT004 itu terlibat aksi teror bom Thamrin awal 2016, lalu. Tak hanya itu, Bambang pun disebutkan pernah mengikuti pelatihan militer di Filipina Selatan bersama dengan Suryadi Masud.
BACA JUGA: Cegah Terorisme, Negara Harus Fasilitasi Hak Dasar Anak
Bahkan, pengurus RT yang sering mengatur pembukuan uang kas tersebut juga sempat membawa sejumlah senjata api dari kelompok Anshor Daulah Filipina pimpinan Hapilon Isnilon ke tanah air usai melakukan pelatihan militer.
“Itu yang saya dapatkan dari polisi pas mereka minta izin menggeledah rumah Bambang. Awalnya saya tidak percaya tetapi setelah ditunjukan beliau ditangkap baru saya yakin. Mereka ke sini mau cari barang bukti aksi pemboman di Thamrin,” ujar Sahrir.
Lebih jauh, Sahrir mengungkapkan, penggeledahan rumah Bambang tersebut berlangsung selama 2,5 jam dan berakhir sebelum salat Jumat.
Kata dia, dari rumah bertipe 70 tersebut polisi menyita sejumlah barang bukti, diiantaranya, satu unit sepeda motor, satu unit mobil, satu tongkat kejut, sebilah golok, empat pisau belati, satu panah beserta 7 anak panah, satu tembak panah, pelat nomor mobil A 1170 KK, dua monitior dan CPU Kompter.
Selain itu, delapan tiket pesawat Royal Brunei Airlines, dua buku tuntutan syariah dan harta hanam, satu gulung aluminum foil, satu kuitansi dari hotel Istanbul, dua hard disk, tiga falsh disk, dan empat laptop rusak, serta beberapa barang lain.
”Sudah dibawa semua barang yang disita dari dalam rumah ke Mabes Polri. Saya hanya ditunjukan saja catatan barang yang mereka bawa,” ungkapnya.
Sahrir pun menegaskan bahwa Bambang merupakan orang yang cukup aktif bermasyarakat. Hal itu dibuktikannya dengan keterlibatannya menjadi Sekertaris RT. Itu membuat warga tidak menaruh curiga jika Bambang terlibat jaringan teroris.
Namun, selama setahun belakangan tetangganya itu mulai menunjukan perangai yang tidak baik. Yakni mulai tidak membolehkan anaknya bersekolah.
Bahkan rencana tetangganya itu untuk pindah rumah ke Bogor, Jawa Barat, untuk membuka usaha baru sudah diinformasikan kepada dirinya sendiri.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubag Humas Polres Kota Tangsel, AKP Mansuri membenarkan jika adanya penggeledahan dan penangkapan anggota teroris jaringan Suryadi Masud oleh Densus 88 Mabes Polri.
Akan tetapi sajuh mana keterlibatan Bambang Eko Prasetyo dalam jaringan teroris tersebut tidak diketahui sepenuhnya oleh jajarannya karena kasus itu merupakan kewenangan dari Mabes Polri.
Jajarannya hanya diminta untuk mengamankan lokasi saat pengeledahan barang bukti di rumah salah satu tersangka yang telah ditangkap Densus 88 tersebut.
”Kami tidak tahu mengenai keterlibatan Bambang seperti apa. Kalau mau detail silahkan ke Mabes Polri untuk dikonfirmasi. Memang benar ada penggeledahan di wilayah Pamulang dan memang kami sudah dinstruksikan dari Mabes mengawal kegiatan itu,” tuturnya.
Ditanya maraknya pelaku terorisme yang menetap diwilayah hokum Polres Tangsel, Mansuri pun tidak mau mengomentari hal tersebut. Menurutnya, siapapun warga Indonesia yang ingin tinggal dan menetap di semua tempat itu disahkan.
Karena itu pula dia mengimbau masyarakat lebih lagi memperhatikan lingkungan terutama kepada warga pendatang. (cok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Teroris: Deradikalisasi Harus Ditingkatkan
Redaktur & Reporter : Adil