jpnn.com, PEKALONGAN - Warga Pekalongan Jateng, inisial AR (33) diduga terlibat jaringan teroris, dikabarkan meninggal dunia akibat tertembak Tim Densus 88 Antiteror di Terminal Pasirhayam, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Minggu (13/5) sekitar pukul 02.00 WIB.
Informasi dihimpun Radar Pekalongan (Jawa Pos Group), pria dari lulusan Perguruan Tinggi Negeri di Semarang itu, menurut keterangan warga, lebih memilih untuk berdagang guna mencukupi kebutuhan keluarganya.
BACA JUGA: Tim Gegana Sisir TKP Bom Meledak di Sidoarjo
Sementara pintu rumah berwarna kuning tersebut nampak tertutup. Di sekitarnya beberapa warga berkumpul dan memperbincangkan kejadian yang menimpa tetangga mereka.
Salah seorang tetangga terduga, Dibyo ketika di warung menambahkan, warga sekitar kaget saat mendengar kabar AR tertembak Tim Densus 88 di Cianjur.
BACA JUGA: Densus 88 Bergerak Cepat, Ini Hasilnya
"Warga sangat kaget mendengar kabar tersebut. Pihak keluarga juga sudah mengetahui kabar itu dari pagi hari," imbuhnya.
Terpisah Kepala Desa Kesesi Bambang Riyanto, mengaku pihak desa dan keluarga istri belum mendapatkan informasi resmi dari pihak terkait atas terduga teroris AR yang meninggal dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror di Cianjur tersebut. Ia sendiri mengaku mendapatkan kabar tersebut dari informasi yang menyebar melalui whatssapp (WA).
BACA JUGA: Tanggapan Buya Syafii soal Teror Bom di Surabaya
"Jika melihat dari KTP-nya ya warga Desa Kesesi. Namun sampai saat ini kami belum mendapat informasi resmi dari pihak terkait. Informasi baru kami dapat dari WA," terang dia.
Bambang mengaku sudah bertemu dengan istri AR dan orangtuanya. Ia sendiri belum bisa memberikan kepastian, apakah AR tersebut benar warga desanya atau bukan, sebab belum ada keterangan resmi dari pihak terkait.
"Saya sudah bertemu dengan istri dan mertuanya, namun belum bisa memastikan. Tadi pihak keluarga juga masih menunggu, langkah apa yang akan dilakukan. Mereka masih syok, sehingga belum bisa ngobrol banyak. Intinya kalau itu memang benar, itu adalah pilihan hidupnya. Kami juga masih menunggu kepastian apakah AR ini memang benar warga sini atau bukan," katanya.
Istri dan metuanya, lanjut dia, tidak mengira jika AR terlibat jaringan teroris. Sebab, pihak keluarga hanya mengetahui jika AR berjualan. Menurutnya, sikap AR selama ini juga tidak aneh.
"Selama ini saya komunikasi dengan dia tidak ada hal-hal yang aneh. Saya kalau ngobrol tentang herbalnya," imbuhnya. (Yon)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Oso: Bom di Surabaya Sebagai Aksi Pengecut Kelompok Teroris
Redaktur & Reporter : Soetomo