Warga Kota Disiksa Suhu Panas

Sabtu, 14 Mei 2011 – 17:48 WIB

CIREBON -- Suhu panas sepertinya memang dikeluhkan masyarakat Kota Cirebon akhir-akhir iniSuhu rata-rata yang biasanya hanya berada di kisaran 28-30 derajat celcius kini sudah naik beberapa poin

BACA JUGA: 15 Anggota DPRD Kukar Disidang di PN Tipikor

Kenaikan suhu ini memang tidak semata-mata karena global warming, tetapi faktor lain yang memicu pemanasan secara mikro
Imbasnya, beraktifitas di luar ruangan menjadi sesuatu yang sangat menyiksa

BACA JUGA: Keracunan, Satu Keluarga Tewas

Inilah penyebab mengapa suhu panas melanda wilayah Kota Cirebon.

Pengukuran temperatur udara menggunakan gadget yang Anda miliki bisa jadi masih kurang akurat
Di handset Blackberry misalnya, weactger forecast untuk wilayah Cirebon siang kemarin bisa menembus angka 34 derajat celcius atau jauh di atas suhu rata-rata kota ini

BACA JUGA: Diberhentikan Mendadak, Ratusan Sekdes Kecewa

Di beberapa lokasi bisa jadi suhu panas ini bisa dirasakan dengan lebih signifikan terutama kawasan yang sangat minim pohon.

Kondisi ini juga diperparah dengan arus lalu lintas yang cukup sibuk, cuaca panas juga ditambah dengan kontribusi lepasan panas dan emisi dari mesin kendaraanBelum lagi pantulan sinar matahari karena minimnya kanopi vegetasiUntuk masalah lingkungan kota ini memang tak mengalami perbaikan yang signifikan, bahkan rasanya degradasi lingkungan kian hari kian terasa.

Selain karena faktor perubahan musim dari hujan ke musim panas, ada hal lain yang sebetulnya menyebabkan suhu udara terasa begitu panasBahkan, Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon mencatat, kenaikan suhu di kota ini mencapai 1 derajat setiap tahunnyaKenaikan suhu ini memang bukan terjadi tahun ini saja, sejak ancaman global warming kenaikan suhu memang terasa sangat signifikan.

Meski belum ada data terbaru mengenai suhu udara tahun ini tapi dengan merasakan suhu udara sehari-hari sepertinya sudah bisa diprediksi kalau tahun ini kembali terjadi kenaikan suhu udaraKepala Seksi Analisa Dampak Lingkungan Kantor Lingkungan Hidup, Abing Rijadi, menjelaskan, pengukuran suhu udara terakhir kali dilakukan akhir tahun 2009 silamPada akhir tahun kemarin peningkatan suhu udara bahkan sudah cukup signifikan bahkan di lokasi-lokasi tertentu suhu udara bisa mencapai 37 derajat celcius.

"Kita memang mengukurnya di lokasi yang paling ekstrimSelain itu waktu pengukuran memang dilakukan saat puncaknya musim panas," ujar dia saat diwawancarai wartawan Radar Cirebon (Grup JPNN) di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Abing melanjutkan, meski pengukuran dilakukan pada musim panas tapi tercatat suhu terendah pada siang hari berada pada kisaran 34 derajat celciusSaat itu pengukuran dilakukan di sejumlah lokasi termasuk di depan Balaikota Cirebon, Jl Siliwangi.

Soal penyebab cuaca panas ini, Abing mengindikasikan penyebabnya adalah karakteristik wilayah Kota Cirebon yang memang berada di daerah pantai dan tentu saja dataran rendahTapi, peningkatan suhu udara lebih bayak disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor dan panas yang dilepaskan dari sisa pembakaranPenyebab lainnya adalah minim ruang terbuka hijau dan pepohonan yang mestinya menjadi peneduh alias kanopi alami di ruas jalan"Selain itu, ada juga kontribusi dari pemanasan global," jelasnya.

Menurut Abing, kecenderungan kenaikan suhu udara saat ini hampir mencapai 1 derajat per tahun-nyaSebab pada 2009 suhu udara masih tercatat pada kisaran 33-34 derajat celcius dan tahun ini tentunya diprediksi kembali mengalami kenaikanPrediksi kenaikan suhu udara ini didasarkan pada hasil pengukuran terakhir yang sudah menembus angka 37 derajat celcius.

Lalu, apa yang bisa dilakukan? Untuk pengurangan dampak suhu udara panas ini pihaknya mengimbau agar masyarakat melakukan pelindungan diri dengan segera menanam pohon setidaknya untuk lingkungan sendiriPengendalian cuaca secara mikro ini juga dilakukan pemerintah dengan meningkatkan jumlah RTHSelain itu yang perlu dilakukan adalah segera melakukan penataan lalu lintas khususnya penggunaan bahan bakar ramah lingkungan"Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor akan berdampak sangat signifikan," imbaunya.

Untuk lokasi yang paling kritis, Abing menyebutkan kawasan Jl Karanggetas, Jl Pekiringan, Jl Pasuketan dan Jl Pekalipan sebagai kawasan yang paling gundul dan hanya terdapat sedikit pohonUntuk kawasan ini, mestinya segera dibangun kanopi dengan menggunakan tanaman rambat agar menjadi lebih teduh.

Terpisah, Kepala Bidang Fisik dan Lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Ir Yoyon Indrayana MT, mengungkapkan, saat ini Kota Cirebon baru memiliki 9 persen RTH dari luas keseluruhan wilayah kotaMestinya RTH itu bisa mencapai angka 30 persen dan saat ini pemerintah tengah mengupayakan hal tersebut"Setidaknya sepanjang umur RTRW (rencana tata ruang dan wilayah) kita atau 25 tahun mendatang, RTH sudah benar-benar 30 persen atau lebih," katanya.

Yoyon mengakui, penambahan RTH ini juga terkendala dengan masalah lahanOleh sebab itu mau tidak mau pemerintah kota harus melakukan pembebasan ataupun pengalih fungsian sejumlah lahan menjadi RTHDia mencontohkan kawasan median jalan, ada baiknya tidak lagi menggunaka paving block tetapi mulai beralih menggunakan rumput dan tanaman-tanaman lain sehingga bisa menambah RTH meski sedikit(yda)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ceramah Maulid, Calon Bupati Disabotase


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler