Warga Kota Solo Gelar Aksi Menolak Habib Rizieq, Sikap Polisi Tegas

Minggu, 22 November 2020 – 08:56 WIB
Kepolisian Polresta Surakarta membubarkan aksi massa menolak Habib Rizieq Shihab. Foto: ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com, SOLO - Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Warga Kota Solo menggelar aksi unjuk rasa menolak Habib Rizieq Shihab, di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi Surakarta, Sabtu (21/11).

Koordinator Aksi Kusumo Putro mengatakan aksi penolakan tersebut dilakukan karena tidak ingin terjadi kegaduhan di Solo akibat kegiatan yang melibatkan Habib Rizieq.

BACA JUGA: Menurut LaNyalla, Dakwah Semacam Inilah yang Harus Dilestarikan

"Selama ini kami lihat HRS menimbulkan kegaduhan. Oleh karena itu, kami juga punya hak melindungi kota kami. Kami tidak anti habib dan anti ormas. Kami hanya anti-provokasi dan anti-orang-orang yang memecah kami," katanya.

Polresta Surakarta, Jateng, terpaksa membubarkan aksi tersebut karena tidak berizin dan tanpa melakukan pemberitahuan kepada pihak kepolisian.

BACA JUGA: Berceramah soal Habib Rizieq, Ustaz Abdul Somad Menangis

Pantauan di lapangan, aksi yang diikuti oleh ratusan orang tersebut dimulai sekitar pukul 14.00 WIB.

Sedangkan puluhan petugas kepolisian datang sekitar 20 menit kemudian dan meminta masyarakat yang mengikuti aksi damai tersebut untuk membubarkan diri.

BACA JUGA: Ada Peringatan Keras dari Irjen Luthfi, Baliho Habib Rizeq Dicopoti

"Kami membubarkan kegiatan unjuk rasa ini sebab pengumpulan massa sangat rentan menyebarkan virus COVID-19," kata Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak pada penertiban aksi tolak HRS.

Ade Safri mengatakan penertiban tersebut tidak lepas dari realita bahwa akhir-akhir ini angka persebaran COVID-19 makin tinggi, termasuk juga di Kota Solo.

"Oleh karena itu, kami berupaya mencegah kerumunan semacam ini, sama-sama untuk menjaga sebab keselamatan masyarakat merupakan hukum tertinggi," katanya.

Terkait hal tersebut, dalam waktu dekat pihaknya juga akan memanggil penyelenggara untuk dimintai keterangan.

"Mereka tidak memberitahukan pada petugas tetapi pada akhirnya menimbulkan kerumunan massa, sebab kerumunan massa sangat rentan menyebarkan COVID-19," katanya.

Terkait langkah polisi pembubaran aksi, Kusumo Putro mengatakan menghargai kepolisian meskipun masih banyak hal ingin disampaikan kepada masyarakat.

"Namun karena dibubarkan, kami mematuhinya. Yang penting pernyataan sikap kami sudah tersampaikan ke publik," katanya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler