jpnn.com - MAGELANG – Menjelang pergantian tahun hijriah (Muharam atau Sura), warga lereng Merapi di Kabupaten Magelang menggelar acara adat istiadat. Mereka menggelar berbagai acara itu sebagai ungkapan syukur dan doa pada kondisi Merapi saat ini.
Seluruh warga berharap melalui persembahan syukur itu Merapi aman dari ancaman bahaya. Salah satu rangkaian acara itu di antaranya memasukkan sesaji di kawah puncak Merapi. Beberapa barang yang dimasukkan ke kawah itu adalah beberapa bagian tubuh kerbau. Misalnya, kepala kerbau, kaki, dan ekor.
BACA JUGA: Honda Jazz Cium Pohon, 1 Tewas
Berbagai rangkaian acara ini disebut sebagai ritual caosan Merapi. Mbah Gini, 88, sesepuh Desa Sumber, Kecamatan Dukun mengatakan, acara ini diyakini para warga sebagai persembahan dan permohonan keselamatan bagi warga desa yang berjarak 8 kilometer dari puncak Merapi tersebut.
Prosesi ritual Caosan Merapi diawali penyembelihan seekor kerbau jenis branggah yang berukuran besar. Tidak ada arti khusus dalam pemilihan kerbau ini.
BACA JUGA: Mantan Wali Kota Jogja Dilaporkan ke Kejati DIY
“Kepala, kaki, dan ekor dimasukan ke kawah. Namun untuk bagian daging kerbau dimasak dan dibagi-bagikankan pada masyarakat,” ungkapnya seperti dikutip Radar Jogja, Jumat (24/10).
Selain ketiga bagian tubuh kerbau itu, sejumlah sesaji ikut diarak masyarakat. Antara lain, nasi tumpeng berjumlah sembilan buah, sebuah ingkung ayam, beragam bunga, jajan pasar, sayur mayur, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya. Seluruh sesaji yang disiapkan dimasukkan ke dalam gunung Merapi melalui kawah yang ada di atas puncak.(ady/hes/ong/jpnn)
BACA JUGA: UMK Usulan Pekerja dan Pengusaha Beda Rp 400 Ribu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Janda Beranak Tiga Bunuh Balita Masih Buron
Redaktur : Tim Redaksi