Warga Mendengar Suara Bantingan dan Teriakan dari Markas Menwa UNS

Rabu, 03 November 2021 – 02:10 WIB
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS, Zakky Musthofa Zuhad membeber fakta soal tradisi mengerikan di Menwa UNS. Foto : Romensy Augustino/JPNN.com

jpnn.com, SOLO - Tim Aliansi Mahasiswa UNS mengungkap keterangan warga mengenai aktivitas yang mereka ketahui dan dengar seputar Diklatsar Menwa 2021 yang menewaskan Gilang Endi Saputra.

Gilang Endi Saputra meninggal dunia saat mengikuti Diklatsar Pra Gladi Patria XXXVI Menwa UNS beberapa waktu lalu. Saat ini, kasusnya masih dalam penyelidikan polisi.

BACA JUGA: Gilang Endi Meninggal, Tradisi Mengerikan di Menwa UNS Terungkap

Menurut Ketua Tim Aliansi Mahasiswa UNS Zakky Musthofa Zuhad, investigasi yang mereka lakukan berhasil menghimpun keterangan Ibu Kos yang rumahnya berada di belakang Markas Menwa UNS.

Zakky menyebut berdasarkan keteragan Ibu Kos tersebut, warga di sekitar kampus sempat keluar dari rumah setelah terdengar suara bantingan dan teriakan dari Markas Menwa.

BACA JUGA: Detik-Detik Penangkapan Ibu Muda yang Sering Layani Pelanggan di Ruang Tamu, Celana Jadi Bukti

Kejadian mengerikan itu terdengar oleh warga saat Diklatsar Menwa 2021 yang diikuti korban Gilang Endi.

"Bahkan, orang tua (peserta) ada yang menceritakan anaknya mengalami gangguan setelah mengikuti diklat," ungkap Zakky saat ditemui, Senin (1/11).

BACA JUGA: Satreskrim Polresta Surakarta Geledah Markas Menwa UNS, Ini yang Dibawa

Sebelumnya, Zakky yang juga ketua BEM UNS membeberkan adanya tradisi kekerasan dalam pelaksanaan Diklatsar Menwa.

Hal itu terungkap dari pengakuan eks anggota UKM Korps Mahasiswa Siaga Korps Mahasiswa Siaga, Batalyon 905 Jagal Abilawa -sebutan Menwa UNS.

Berdasarkan investigasi Tim Aliansi Mahasiswa UNS, diketahui ada tradisi kegiatan Menwa yang mengandung tindak kekerasan bernama Ranting Jatuh dan Kipas Asmara.

Zakky menerangkan istilah Ranting Jatuh adalah kegiatan memopor senjata kepada peserta diklat, sedangkan Kipas Asmara berupa tindakan menampar pipi kiri dan kanan peserta berkali-kali.

Fakta itu terungkap setelah Zakky bersama timnya berkomunikasi dengan bekas anggota Menwa UNS.

"Kemudian, dari kawan-kawan tim menghubungi salah satu anggota Menwa tahun 2013," kata dia saat ditemui pada Selasa (2/11).

Zakky mengatakan kedua tradisi kekerasan di Menwa UNS itu juga dilakukan saat Diklatsar Menwa tahun angkatan 2008, 2019, dan 2020.

Bahkan, pada angkatan 2019 sudah ada anggota yang melapor lantaran hampir meninggal dunia. (mcr21/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : M. Fathra Nazrul Islam, Romensy Augustino

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler