Warga Pulau Sebatik, Hidup di Bawah Iming-Iming Kemakmuran Malaysia

Pakai Tutup Panci Sudah Bisa Tangkap Siaran Televisi Malaysia

Senin, 05 Januari 2009 – 12:17 WIB
Kota Tawao, Malaysia, tampak "menggoda" di seberang Nunukan.

Soal informasi, warga Pulau Sebatik lebih akrab dengan siaran televisi MalaysiaTidak perlu peralatan canggih

BACA JUGA: Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (3-Habis)

Cukup dengan tutup panci, tayangan berbahasa Melayu akan tertangkap dengan jernih.

RUSTAM HAMNDANI, Sebatik

DI rumah seorang warga Desa Aji Kuning, beberapa orang asyik menyaksikan televisi yang menayangkan sajian musik
Sebuah grup band yang melantunkan lagu dengan sair berbahasa Melayu mereka simak dengan seksama

BACA JUGA: Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (2)

Sesekali, beberapa di antara mereka menirukan sairnya
Mereka tampak sudah akrab dengan lagu tersebut

BACA JUGA: Krisis Global Mengubah Gaya Berbelanja Warga Inggris (1)


Di sebuah rumah yang lain, beberapa bocah tampak tegang menyaksikan tayangan film aksi yang di-dubbing ke bahasa Melayu’’Film dari (TV, Red) Malaysia bagus-bagus,’’ kata Syuaib, 62, warga Desa Aji Kuning, perbatasan Malaysia-Indonesia
Sebenarnya bukan masalah bagus atau tidaknya film-film yang diputar, namun lebih pada masalah jangkauan siaranDi Sebatik, warga lebih mudah menangkap siaran televisi Malaysia daripada TV IndonesiaUntuk mendapatkan siaran TV Malaysia, mereka tak memerlukan antena canggih seperti parabolaCukup dengan antena biasa, ditambah embel-embel tutup panci, gambar di TV pun bening
Sementara untuk mendapatkan siaran TV nasional dari Jakarta, warga harus menjadi pelanggan TV kabel’’Ya, memang lebih mudah mendapatkan siaran TV Malaysia daripada Indonesia,’’ kata Syuaib.
Syuaib adalah salah seorang di antara 300 kepala keluarga (KK) yang tinggal di atas garis perbatasanBahkan, rumahnya sudah masuk wilayah MalaysiaSudah puluhan tahun dia ’’numpang’’ di tanah negeri tetangga ituSelama itu pula kondisinya aman-aman sajaPemerintah Malaysia tak pernah menegur, apalagi mengusirnya’’Tapi, kami ini siap saja jika pemerintah Malaysia menyuruh untuk angkat kakiKami ini hanya menumpang,’’ ungkap bapak tiga anak itu
Sebagian Pulau Sebatik yang berpenduduk sekitar 30 ribu jiwa memang masuk wilayah MalaysiaUntuk wilayah Indonesia, secara administratif, masuk Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. 
Indonesia menguasai dua kecamatan di SebatikYaitu, Sebatik Induk dan Sebatik Barat, yang masing-masing menaungi empat desaDesa-desa yang masuk Sebatik Induk adalah Tanjung Karang, Tanjung Aru, Sungai Nyamuk, dan Sungai PancangSedangkan desa-desa yang berada di Sebatik Barat adalah Aji Kuning, Binalawan, Setabu, dan LiyangbunyuBeberapa patok perbatasan yang berada di Sebatik adalah patok tiga di Dusun Abadi, Desa Aji Kuning, dan patok satu berada di Pangkalan TNI Angkatan Laut di Sungai PancangSedangkan Malaysia menguasai kota Tawau.
Penduduk dua negara di kawasan itu seakan sudah menyatuDalam hal perdagangan dan pelayanan kesehatan, hampir tak ada perbedaan antara warga Indonesia dan Malaysia
Tetapi, tentu warga Indonesia lebih banyak bergantung kepada fasilitas yang dimiliki warga Malaysia’’Kami sudah lama menggunakan dua mata uang ringgit dan rupiah untuk transaksiBaik itu jual beli bahan makanan, elektronik, maupun produk-produk yang lain,’’ ungkap Mansyur, ketua RT 04 Desa Aji Kuning, Sebatik Barat
Bukan hanya ituJika ada warga Sebatik Barat yang sakit parah, mau tak mau, mereka harus dilarikan ke TawauSebab, pelayanan dan fasilitas kesehatan memadai hanya terdapat di sana
Untuk bisa berobat ke rumah sakit di Tawau juga tidak membutuhkan prosedur berbelitCukup dengan rekomendasi atau rujukan dari puskesmas atau rumah sakit setempat (Sebatik Barat), rumah sakit di Tawau siap menerima.
’’Kebanyakan warga kita berobat ke TawauTapi, jika sakit parah, syaratnya harus mendapat rujukan dari puskesmas di Sebatik atau Nunukan,’’ ungkap Junaidi, camat Sebatik Barat(nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Tahun Para Guru Besar UI Bermusik Jazz


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler