Warga Pusing Kelilingi SPBU

Selasa, 26 Agustus 2014 – 08:26 WIB

jpnn.com - KEDIRI – Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar langka di Kota Kediri. Stok di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) kosong sebagai akibat pengurangan pasokan yang dilakukan Pertamina.

Pasokan solar yang kosong itu, misalnya, terlihat di SPBU Campurejo, SPBU Tamanan, SPBU Jalan Urip Sumoharjo, SPBU Jalan Kapten Tendean, dan SPBU Blabak. Di SPBU Tamanan bahkan bukan solar saja yang kosong. Stok premium mereka juga sudah hampir habis sekitar pukul 13.00 Senin (25/8). ”Solar sudah habis sejak tiga hari yang lalu,” kata Purwanto, petugas SPBU tersebut.

BACA JUGA: Industri Otomotif Siap Hadapi AEC 2015

Ditanya tentang pengurangan pasokan yang diterima SPBU-nya, Purwanto menjelaskan, semula premium 16 ton dalam seminggu. Tapi, kini SPBU-nya tinggal mendapat 8 ton.

Hal yang sama terjadi pada solar. SPBU yang memang masuk dalam program pembatasan itu hanya menerima 8 ton dalam seminggu. Maka, solar di tempatnya sudah habis tiga hari lalu. ”Belum tahu datangnya kapan. Ini premium juga tinggal sedikit. Sebentar lagi habis,” bebernya.

BACA JUGA: Pemerintah Tidak Berencana Tambah Jatah BBM

Kelangkaan tak hanya terjadi di SPBU Tamanan yang sejak awal Agustus lalu masuk program pembatasan. Pasokan SPBU lain ternyata juga mulai dikurangi. Habib, pemilik SPBU Blabak, menyebutkan bahwa sejak 18 Agustus lalu kuota solar di SPBU-nya dikurangi menjadi 8.000 liter. ”Padahal setiap hari biasanya dapat 14 ribu,” kata Habib.

Pria yang juga berprofesi sebagai notaris tersebut menyesalkan kebijakan itu. Sebab, alokasi solar untuk SPBU disamakan, yaitu menjadi 8.000 liter. Tidak didasarkan pada penjualan rata-rata masing-masing SPBU. Hal itulah yang menurut dia tidak adil. Dengan praktik tersebut, SPBU yang omzet penjualannya kecil dan mendapat alokasi sama rentan menyalahgunakan BBM. ”Potensi penyimpangannya ada di sana,” tegasnya.

BACA JUGA: Kebut 15 Proyek Sebelum Lengser

Sementara itu, langkanya solar di sejumlah SPBU Kota Kediri langsung dikeluhkan warga. Suprianto, 48, pemilik truk di Kota Kediri, mengaku sudah berkeliling ke empat SPBU di Kota Kediri. Tapi, semuanya tidak memiliki pasokan solar.

Suprianto akan berusaha mencari hingga malam hari. Jika tak solar didapat, rencananya untuk mengirim buah ke Jakarta terpaksa dibatalkan. ”Daripada nekat berangkat, tapi kehabisan solar di jalan, kan malah rugi besar. Lebih baik membatalkan order pengangkutan,” cetus pria yang menyediakan truk untuk jasa angkutan tersebut.

Sayangnya, Humas Pertamina Jatim Heppy Wulansari belum bisa dikonfirmasi terkait mulai langkanya stok solar di Kota Kediri. Saat dihubungi melalui ponselnya kemarin, terdengar nada tidak aktif.

Kelangkaan BBM jenis solar dan premiun juga terjadi di sejumlah SPBU di Tulungagung. Kondisi tersebut membuat para pengguna bahan bakar bersubsidi terpaksa gigit jari. Sebab, mereka tidak bisa mendapatkan pasokan tambahan BBM untuk kendaraan bermotor.

Berdasar pantauan di lapangan, kelangkaan bahan bakar solar dapat dilihat di SPBU Plosokandang. Hanya satu di antara dua mesin tangki BBM yang setiap hari dioperasikan untuk pengisian solar, terhitung mulai pukul 10.00. Sebab, stoknya habis. Persediaan stok BBM jenis solar diperkirakan habis sekitar pukul 17.00.

Sementara itu, di SPBU Kalangan, Kecamatan Ngunut, solar dan premium sudah habis. Para pengendara motor dan mobil terpaksa beralih ke SPBU lain dan pedagang eceran yang masih menyediakan bensin dan solar. ’’Sejak seminggu lalu, pasokan dari Pertamina berkurang dan tidak stabil,’’ ujar Manager Operasional SPBU Plosokandang Amirul Huda.

Permintaan 16 ribu ton untuk setiap mesin pompa solar hanya dijatah 8 ribu ton. Di SPBU Ngemplak, Jalan KH Abdul Fatah, Tulungagung, antrean mulai terlihat sejak pagi hingga siang. Mereka kebanyakan berasal dari luar daerah seperti Trenggalek.

Khoirul Anam, pengawas SPBU, mengungkapkan bahwa pasokan solar dan premium mulai dikurangi Pertamina sejak seminggu lalu. Jika awalnya setiap hari 16.000 liter, sudah seminggu ini pasokan berkurang menjadi 8.000 liter per hari.

Meski dikurangi, stok premium dan solar tidak sampai menimbulkan kelangkaan. Hanya, warga yang membeli premium dan solar membeludak. ’’Otomatis SPBU ini menjadi pilihan ketika SPBU lainnya mulai langka. Kami juga tidak tahu ini sampai kapan,’’ papar Anam.

Di Jember, kelangkaan BBM, terutama jenis premium, serentak terjadi di beberapa tempat. Sejumlah SPBU menuliskan bensin habis. Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Jember, di SPBU Jalan Cendrawasih, terlihat antrean roda dua dan empat. Pembelian dengan jeriken dibatasi maksimal 20 liter per orang

Sani, warga Baratan Patrang, mengantre premium selama sejam dan hanya mendapat 20 liter. Padahal, dia membawa tiga jeriken ukuran 25 liter. ’’Kecewa. Jauh-jauh ke sini dapat 20 liter saja. Datang ke sini mulai pukul 15.00 dan baru diisi pukul 16.00,’’ ucapnya.

Petugas pengisian bahan bakar di SPBU Jalan Cendrawasih Dani Wardani menyatakan, antrean itu terjadi karena berkurangnya kuota yang diberikan pertamina. ’’Sudah tiga hingga empat hari kelangkaan terjadi,’’ ujarnya.

Jatah yang diberikan Pertamina mencapai 8.000 liter premium, terkadang 16.000 liter. ’’Sebaiknya ada pertamax untuk mengatisipasi hal seperti ini. SPBU ini berencana membuka pertamax,’’ jelasnya. Pembelian dengan jeriken, lanjut dia, sementara dibatasi 20 liter per orang, sedangkan mobil dan motor belum dibatasi.

Bukan hanya itu, kelangkaan premium juga terjadi di SPBU Mayang dan Sempolan. Dua SPBU tersebut ditutup lantaran semua bahan bakarnya habis. Namun, berdasar pantauan Jawa Pos Radar Jember, SPBU Pakusari dipenuhi para pembeli. Truk hingga bus memanjang di SPBU tersebut. Di kawasan Jember Utara dalam dua hari terakhir, juga terjadi kelangkaan premium.

Selain di SPBU Sukowono, Kalisat, dan Arjasa, kelangkaan premium dua hari terakhir terjadi di SPBU Maesan, Bondowoso. Akibatnya, warga pemilik sepeda motor, mobil, dan penjual eceran di kecamatan wilayah Bondowoso Selatan maupun kecamatan wilayah Jember Utara terpaksa membeli premium di SPBU Maesan pada malam. ’’Persediaan premium di semua SPBU cepat habis. Bukan karena langka, tetapi ada pembatasan pasokan dari Pertamina,’’ kata Santoso, pemilik SPBU Maesan. (ut/din/nva/tri/mas/ido/har/c9/c15/c23/bh/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Pastikan Jalur Pipa Gas Arun-Belawan Bukan Proyek Mustahil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler