jpnn.com - PEKANBARU -- Berbagai cara dilakukan masyarakat Provinsi Riau, agar pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperhatikan bencana asap yang tak kunjung hilang dari Riau.
Selain meluahkan kekesalan dengan status di media sosial, surat terbuka penuh sindiran untuk sang Presiden, beredar secara berantai di kalangan masyarakat, Kamis (13/3).
BACA JUGA: Bekas Dirut TVRI Diringkus Kejagung
Berikut isi sindiran yang diberi judul 'Surat Riau untuk Indonesia'.
Dear Yth. Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono-Yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya.
BACA JUGA: Lima Tersangka Pembakar Lahan Riau DPO
Riau, dari sini Bahasa Indonesia berasal. Bahasa yg pernah membuat Nusantara satu.Titik api di sekitar kami, bukanlah simbol kemarahan Tuhan, tapi simbol KESERAKAHAN dan bukti KETIDAK PEDULIAN Negara, bukti kepongahan Jakarta terhadap daerah.
Bapak mau kesini sekarang? Bandara ditutup pak, lagipun tidak ada anak sekolah yang akan MENYAMBUT Bapak, sekolah DILIBURKAN.
BACA JUGA: Inilah Ribuan Jabatan PNS yang Belum Terisi
Mau menempuh jalur darat? Bahaya Pak, asap tebal tidak bagus buat kesehatan Bapak dan Ibu Ani, lagian juga tidak bagus untuk OBJEK FOTO di Instagram.
Biarkan saja seperti ini, agar Riau bisa menjadi lahan sawit dan bisa ditanami tanaman Industri.
Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidak berdayaan kami di Daerah.
Kami Pasrah, Mungkin ini kehendak Tuhan.
Bagi saudara/i kami di daerah lainnya, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan. MOHON MAAF karena kiriman asap Riau kalian jadi terganggu, jika kita tidak sempat bertemu muka, semoga kita bertemu di Surga nanti.
Terimakasih Indonesia.#
Surat ini dikirim berantai melalui berbagai media sosial dan pesan blackberry messanger. Abdul (24) seorang mahasiswa Pekanbaru, berharap semoga isi surat berantai itu sampai ke orang nomor satu di Indonesia dan jajaran menterinya di Jakarta, sebagai bentuk sindiran atas kondisi yang terjadi berlarut-larut di Riau.
"Kami seperti hidup dalam toples penuh asap. Kami tak bisa menghirup udara segar. Sementara dari berita, kami membaca Presiden SBY cuma bisa menyatakan keprihatinan saja. Tolonglah bantu kami di Riau ini. Semoga surat berantai ini sampai ke Bapak Presiden," ujar Abdul menyampaikan harapannya. (afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BKN Jamin Honorer Bodong tak Bakal Kantongi NIP
Redaktur : Tim Redaksi