jpnn.com, TAPTENG - Seekor ular jenis king cobra sepanjang tiga meter dan diameter 7 cm kembali mengejutkan warga Sibuluan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut.
Padahal, sebelumnya, ular sejenis ditemukan muncul di atas lemari pakaian warga Sibuluan dengan ukuran hampir sama.
BACA JUGA: Tragis, Ibu dan Balitanya Tewas Dilindas Truk Usai Rayakan Pesta Ultah
Kali ini, Sabtu (23/2) sekira pukul 14.30 WIB, ular sejenis kembali ditemukan oleh pawang yang sama di Hutagodang Sibuluan. Saat itu ular tersebut berada di selokan kering kawasan pemukiman warga.
King cobra warna hitam ini memiliki panjang 3 meter, lebih pendek dari King Cobra sebelumnya. Namun mempunyai diameter lebih besar sekitar 8 cm. Menurut Rinaldy (29), sang pawang ular, king kobra yang berhasil dia taklukkan ini lebih agresif dari sebelumnya.
BACA JUGA: King Kobra Sepanjang Tiga Meter Nangkring di Atas Lemari Warga
“Ini lebih agresif. Sewaktu saya dipanggil warga, saya gak tahu ini, ularnya di mana. Ternyata, ditunjukkan warga, ada di parit kering. Waktu saya dekati, dia (ular) langsung menyerang, gak seperti ular sebelumnya yang tenang saja,” kata Rinaldy.
Sekilas, dia menceritakan caranya menangkap ular berbisa tersebut. Katanya, tidak butuh waktu yang lama, ular tersebut telah dapat ditangkapnya. “Sebentar, waktu dia mencoba menyerang, langsung saya jepit tongkat ke kepalanya, langsung saya tangkap kepalanya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Alasan 5Â Anggota DPRD Tapteng Mangkir dari Pemeriksaan Polda
Karena sudah berpengalaman sebelumnya dengan kemungkinan bisa ular yang akan menetes ke tangannya, putra Kepala Dinas Pertanian Tapteng dr Iskandar ini pun mengarahkan kepala ular ke bawah sambil menyetir sepeda motornya pulang ke rumahnya.
“Sambil nyetir, ularnya kupegang, kepalanya kutaruh ke bawah, biar bisanya gak netes ke tangan,” pungkasnya.
Rinaldy menduga, king kobra tersebut berasal dari daerah perbukitan tidak jauh dari daerah tersebut. Sebuah perbukitan yang banyak terdapat tanaman bambu. Sebab katanya, king kobra paling senang berada di antara pohon-pohon bambu. “Tidak jauh dari kawasan perkampungan di situ,” kata pria lajang pecinta ular tersebut.
Namun menurutnya, ada yang aneh dengan kehadiran ular berbisa tersebut di pemukiman warga. Karena sepengetahuannya, ular jenis ini paling tidak mau mendekat dengan manusia. Beda dengan ular jenis lain, yang suka masuk ke pemukiman penduduk.
“Ini kode alam. Kita gak tahu apa yang bakalan terjadi. Karena ular jenis ini, biasanya gak mau masuk kawasan penduduk. Bukan kayak ular lain,” ketusnya.
Seputar penemuan king kobra, pria berkacamata ini menyebut bahwa Tapteng merupakan salah satu daerahnya. Ciri khas ularnya berwarna merah. “Kalau untuk daerah sini, ciri khasnya warna merah. Seluruh badannya merah,” ungkapnya.
Senada juga dikatakan ayanya dr Iskandar. Katanya, Tapteng merupakan habitat hampir seluruh jenis ular dan salahsatunya jenis king cobra. “Dulu, saya pernah tidak sengaja melindas king kobra di Desa Naipospos di Kecamatan Sorkam. Ukurannya jauh lebih besar dari kedua ekor yang ditangkap Rinaldy. Saya tidak tahu apa yang saya lindas itu awalnya, dan baru tahu ketika mendengar ada suara patokan di ban mobil saya,” tandasnya. (ts/nt/JPG/nin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyakit Tak Kunjung Sembuh, Nekat Minum Racun Serangga
Redaktur & Reporter : Budi