jpnn.com, SURABAYA - Anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni mendesak pemkot menggratiskan tagihan pembayaran air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kepada warga menengah ke bawah.
Arif meminta penggratisan tersebut dilakukan selama dua bulan untuk meringankan beban warga Surabaya yang perekonomiannya terdampak kebijakan PPKM Darurat.
BACA JUGA: Jangan Kaget, Ada Petugas Gabungan di Jembatan Suramadu Sisi Surabaya
"Kami minta Pemkot Surabaya menggratiskan tagihan PDAM selama dua bulan ke depan," kata Arif Fathoni di Surabaya, Rabu (21/7).
Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya ini mengatakan, tujuan PPKM Darurat sebagai upaya menurunkan mobilitas masyarakat serta membatasi interaksi kerumunan ternyata berdampak bagi masyarakat, khususnya dalam sektor ekonomi.
BACA JUGA: Inilah Pengakuan Provokator Kericuhan di Jalan Bhineka Raya Surabaya, Sontoloyo!
"Semua keputusan PPKM Darurat merupakan kewenangan pemerintah pusat. Meski demikian, kami berharap Pemkot Surabaya tetap melakukan upaya terbaik dalam penanganan COVID-19," ujarnya.
Dia berharap Pemkot Surabaya dapat membuat kebijakan yang bisa dirasakan oleh masyarakat, salah satunya menggratiskan tagihan PDAM selama dua bulan mendatang untuk warga dari keluarga yang tidak mampu.
BACA JUGA: 7 Khasiat Rutin Minum Air Kelapa Rebus, Penyakit Kronis Ini Langsung Tidak Berkutik
"Paling tidak itu bisa meminimalisir beban pengeluaran masyarakat yang hari ini memang cukup terpukul ekonominya," ujarnya.
Dia juga berharap banyak peran aktif dari Satgas Kampung Tangguh yang telah dibentuk di tingkat kampung se-Surabaya. Nantinya, lanjut dia, dengan efektifnya Satgas Kampung Tangguh dapat mengedukasi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Untuk mengaktifkan kembali Satgas Kampung Tangguh, lurah-lurah harus mengintensifkan komunikasi dengan para pengurus RT/RW," katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya Hendro Gunawan sebelumnya mengatakan, anggaran percepatan penanganan COVID-19 di Surabaya mulai Juli hingga Desember 2021 ditaksir kurang lebih sekitar Rp 446 miliar.
Dari anggara tersebut, angka yang dapat ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) senilai Rp 200 miliar.
"Semua sudah kami refocusing. Tetapi ternyata itu belum juga mencukupi. Apalagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diproyeksi mengalami penurunan Rp 1,5 triliun," kata Hendro.
Oleh karena itu, kata dia, Pemkot Surabaya membutuhkan kebersamaan seluruh stakeholder untuk terlibat dan berperan dalam penanganan COVID-19.
Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bahu membahu menghentikan laju penyebaran wabah dunia ini secara bersama-sama.
Melalui program "Surabaya Memanggil", Hendro mengajak seluruh lapisan masyarakat mendonasikan sebagian rezekinya di Posko Surabaya Peduli Bencana. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Soetomo