Warga Surabaya yang ke Pasar Tradisional, Jangan Kaget ya, Patuhi Saja

Senin, 15 Juni 2020 – 05:03 WIB
Transaksi pembayaran antara penjual dan pembeli menggunakan nampan di Pasar Genteng Baru, Surabaya, Minggu (14/6/2020). Foto: FOTO ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya

jpnn.com, SURABAYA - Pemkot Surabaya, Jatim, membuat terobosan guna mencegah agar pasar tradisional tidak menjadi klaster penularan COVID-19.

Sejumlah pasar tradisional di Kota Surabaya, mulai Minggu, memberlakukan transaksi pembayaran antara penjual dan pembeli dengan menggunakan nampan.

BACA JUGA: Mengaku Bisa Usir COVID-19 dengan Cium Tangan, Pak Tua Mati Ketularan

Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan sebanyak 10 ribu nampan gratis telah dibagikan kepada para pedagang di 67 pasar yang dikelola PD Pasar Surya.

"Penggunaan nampan untuk transaksi pembayaran ini untuk menghindari kontak langsung antara penjual dan pembeli. Selain itu sebagai salah satu konsep pembentukan Pasar Tangguh di Surabaya," katanya.

BACA JUGA: Warga Surabaya Utara: Seandainya Ada Bu Risma Kedua, Itu Adalah Eri Cahyadi

Menurut dia, sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya tidak diperpanjang lagi, transaksi pembayar di pasar melalui nampan itu telah diterapkan.

Tujuannya, untuk menghindari transaksi atau kontak langsung antara penjual dan pembeli.

BACA JUGA: Hanya Jokowi yang Bisa Mengerem Langkah Erick Thohir

"Jadi nampan pembayaran itu sudah diterapkan, dan itu ide dari ibu wali kota," ujarnya.

Pembayaran melalui nampan itu, lanjut dia, wajib diterapkan oleh pedagang.

"Kalau misalnya yang dapat nampan itu hilang, ya, harus membeli lagi dan itu harus dilakukan," ujarnya.

Selain menerapkan metode pembayaran melalui nampan, Hebi menyebut, di pasar basah seperti pedagang daging dan ikan, mereka juga melengkapi lapaknya dengan tirai plastik.

Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya cipratan-cipratan air kepada para pembeli.

"Nah ini yang harus diantisipasi. Sehingga harus ada tirai berupa plastik itu, untuk membatasi agar cipratan-cipratan tersebut tidak menempel ke mana-mana," katanya.

Hebi mengatakan pihaknya saat ini terus mensosialisasikan protokol kesehatan kepada para pedagang di pasar, seperti halnya di Pasar Genteng Baru dan Tambahrejo.

Menurutnya, pedagang daging atau ikan di dua pasar tersebut telah melengkapi lapaknya dengan tirai plastik.

"Jadi sudah ada di Pasar Genteng Baru yang sudah melaksanakan, terus yang di Pasar Tambahrejo sedang dikerjakan," ujar Hebi.

Meski begitu, Hebi menyatakan bahwa pembentukan Pasar Tangguh ini tak hanya diterapkan kepada 67 pasar yang dikelola PD Pasar Surya.

Namun juga Pasar Krempyeng yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) atau warga setempat.

"Pasar Krempyeng juga terus kita didorong untuk menyiapkan skema pembentukan Pasar Tangguh," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya berkoordinasi dengan Satpol PP, kecamatan dan Bagian Pemerintahan untuk menata pasar-pasar Krempyeng tersebut.

"Nantinya ke depan semuanya harus seperti itu," katanya. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler