Warga Terpaksa Beli Pertamax

Selasa, 26 Agustus 2014 – 07:57 WIB

jpnn.com - TASIK – Masyarakat kini harus menyiapkan uang lebih besar saat mengisi kendaraan bermotornya. Sebab, sebagian SPBU kehabisan Premium atau bensin. Dengan demikian, pengguna kendaraan harus membeli Pertamax yang harganya lebih mahal. Harga bensin kini Rp 6.500, adapun harga Pertamax Rp 11.400 per liternya.

 

Hendra Kurniawan (35), pengendara motor mengisi Pertamax di SPBU Padayungan Jalan SL Tobing Kota Tasikmalaya kemarin malam (25/8).

BACA JUGA: Kota Tasik Tunggu Penetapan Formasi CPNS

Menurutnya, pengguna motor harus membeli Pertamax karena efek pengurangan subsidi BBM dan penyalahgunaan penggunaan Premium oleh pemilik mobil mewah.

BACA JUGA: Perkuat Alat Bukti, Penyidik Segera Umumkan Nama Tersangka

”Yang berhak mendapat subsidi itu rakyat kecil, tapi kebanyakan sekarang mobil-mobil mewah masih pakai Premium. Jadi jatah mereka (rakyat miskin) habis, berasa kurang panteslah,” keluhanya.

Hasan Basri (40), pengendara motor lainnya keberatan saat harus membeli Pertamax. ”Berat lah Pak. Sudah biasa pakai Premium, ya Premium aja,” ungkapnya yang memilih tidak jadi mengisi BBM.

BACA JUGA: Formasi 47 CPNS Bekasi Belum Juga Ditetapkan BKN

Efek pembatasan BBM bersubsidi pun dirasakan pihak SPBU. Di SPBU Jalan Siliwangi, pihak pengelolanya mengaku kehabisan stok Premium dan Solar sejak Minggu (24/8).

”Pokoknya dari sore kemarin (Minggu) tutup, karena di sini hanya menyediakan Premium dan Solar sedangkan tempat lain menyediakan Pertamax jadi tetap buka,” ungkapnya.

Menurut Sofyan, SPBU yang dijaganya kini pasokan dari Pertamina dibatasi. ”Jadi sekarang dibatasi, cuman tiga hari dalam satu minggu,” jelasnya. ”Sekarang dijatah menjadi 8.000 liter per harinya,” ujarnya. Padahal, tadinya pembelian bisa lebih dari 8.000 liter per harinya.

Karyawan SPBU Jalan Perintis Kemerdekaan Budi Mulyana (29) mengatakan pihaknya kehabisan Premium bersubsidi Senin (25/8) sekitar pukul  lima sore. ”Sudah langka. Bahkan di SPBU Unsil sudah dari kemarin,” ungkapnya.

Menurutnya, hal tersebut membuat masyarakat tepaksa beralih ke bahan bakar Pertamax. ”Namun Pertamax sekarang jadi laku,” ungkapnya.

Dalam wawancara terpisah, Ketua Hiswana Migas Priangan Timur  H Wawan Ugan mengaku tidak bisa angkat bicara soal pembatasan subsidi BBM tersebut.

”Saya tidak bisa menjawab yang berhak bicara itu pihak Pertamina karena mereka yang mengeluarkan kebijakan,” jelasnya.

Kelangkaan Premium saat ini, menurut Wawan, karena pengendalian dari pemerintah untuk mengatasi penyalahgunaan BBM bersubsidi.  ”Pemerintah udah terlalu berat. Yang berhak aja yang menerima,” jelasnya.

Menurut Wawan, pembagian jatah BBM di tiap SPBU dilakukan Pertamina. ”Untuk jatah tiap SPBU berbeda-beda dan yang berhak memberi kuota adalah Pertamina,” ungkapnya.

Dia belum menerima laporan tentang kelangkaan BBM di daerah Pangandaran, Banjar ataupun Ciamis. ”Sementara ini belum ada. Namun yang saat ini terjadi hanya pengendalian dari pemerintah saja,” terangnya. (mg10)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap Kawal Usulan Pembentukan Kabupaten Cilangkahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler