jpnn.com - BOGOR - Kampung Rawa Bogo, Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor juga dilanda krisis air. Susahnya memperoleh air bersih, membuat warga setempat sampai harus memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Ya, warga di Kampung Rawa Bogo menggali lubang di halaman rumah mereka untuk menampung air hujan. Air yang terkumpul nantinya digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari mandi, mencuci pakaian sampai memasak makanan sehari-hari mereka.
BACA JUGA: Mata Air Tercemar, 42 Orang Keracunan
Eni (9) bocah perempuan yang tinggal di RT 01/04, Kampung Rawa Bogo, Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol mengaku harus memindahkan air dari lubang kedalam ember untuk sekadar mandi. Lubang tanah berdiameter 50 sentimeter di pinggir jalan depan rumahanya menjadi satu-satunya sumber airt terdekat yang ia miliki.
“Airnya masih susah di sini kak. Ini juga nunggu hujan dulu biar penuh baru bisa diambil. Kalau gak hujan ya enggak mandi, soalnya jauh kalau mau mengambil air di sungai,” ujar bocah itu kepada Radar Bogor (grup JPNN), Minggu (29/11) kemarin.
BACA JUGA: Ternyata di Sungai Ciliwung ada Ikan Monster Ini
Sementara itu, Dedi (34) salah satu warga yang membuat lubang penampungan air tersebut menjelaskan langkah-langkah membuat lubang tersebut. Pertama, lubang digali sedalam satu meter. Setelah itu, lubang diberi plastik untuk menampung air hujan agar tidak menyerap kedalam tanah.
“Ya ini waktu mulai turun hujan saya buat untuk nampung air hujan. Lumayan buat stok air buat mandi dan masak,”ujar pria mengenakan sarung tersebut.
BACA JUGA: Gara-Gara Ini, DKI Disebut Beda Tipis dengan Daerah Baru Hasil Pemekaran
Pantauan Radar Bogor, dikampung tersebut terdapat empat lubang penampungan air. Didalam penapungan air hujan tersebut, airnya terlihat jernih. Namun jentik-jentik nyamuk terlihat banyak di dalamnya. Hal tersebut berpotensi mengakbatkan wabah demam berdarah.(all/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tabrak KRL, Sopir dan Operator Bus Transjakarta Kena Sanksi Berlapis
Redaktur : Tim Redaksi