Warga Terpaksa Mandi Air Galon

Minggu, 28 Agustus 2016 – 13:26 WIB
PDAM. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Warga Griya Kebraon, Kota Surabaya sedang kesulitan air. Karena itu mereka beramai-ramai mengisi air di truk tangki berisi 5.000 liter. Anak-anak, remaja, hingga kakek-kakek bergantian mengisi air. Semua alat yang bisa menampung air pun dipakai.

Mulai ember, bak, sampai galon. Apa saja sampai air di tangki tersedot habis. Maklum saja, selama sepuluh hari terakhir pasokan air perusahaan daerah air minum (PDAM) di perumahan tersebut mampet.

Kondisi itu disebabkan pemasangan box culvert (beton gorong-gorong) yang melintas di pipa PDAM di Kebraon Gang Tomat. Pihak PDAM sengaja mematikan aliran air karena pipa hendak dipindah. Juga, mengantisipasi terjadinya kebocoran air.

Warga RT 4, RW 9, Aries Soefrianto menjelaskan bahwa bantuan air PDAM datang sejak Jumat (26/8). Hanya, jumlahnya dirasa kurang. Sebab harus dibagi dengan ratusan warga lain di setiap gang.

BACA JUGA: Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Seorang Mahasiswa

 ''Untuk mandi, cuci baju, cuci piring jelas tidak cukup,'' kata Aries setelah mengangkat galon yang berisi air ke rumahnya.

Karena itu, Aries dan keluarganya yang berjumlah lima orang pun terpaksa mandi dan cuci mahal. Setiap hari dia terpaksa membeli 30 galon air minum isi ulang. Setiap galon Rp 4.000. Itu pun dibeli dengan mengantre. Sebab, mereka yang butuh air galon seperti Aries juga banyak.

Ketua RW 9 Supriyo menuturkan bahwa dirinya telah bertemu dengan pihak PDAM dan kelurahan. Mewakili warga, dia meminta agar air tetap dinyalakan karena tidak ada kebocoran.

 ''Janjinya besok (hari ini, Red) pagi dinyalakan subuh sampai jam 10 malam,'' tegas pria 40 tahun tersebut.

Cak Pri, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa aliran di Kebraon cukup kencang. Air mulai tersendat pada lima hari pertama. Pada lima hari terakhir, air benar-benar tidak keluar setetes pun. Bantuan tangki air itu pun dirasa sangat membantu. Namun, dia kasihan dengan warga yang harus mengangkat air.

BACA JUGA: Pemko Terpukul Gara-gara Pembayaran DAU Ditunda

''Jangan lama-lama seperti ini. Proyek juga harus dikerjakan secepatnya,'' ucap pria bergelar sarjana ekonomi tersebut.

Humas PDAM Ario Bimo Sakti menjelaskan, pihaknya bakal mengakomodasi tuntutan warga. Air akan dibuka pada jam-jam tertentu. Sementara itu, waktu pengerjaan proyek gorong-gorong akan diubah.

''Nanti proyeknya dikerjakan malam. Saat itu air kami matikan. Takutnya terjadi kebocoran,'' katanya.

Pria yang juga menjabat manajer sekretariat PDAM itu menuturkan, delapan truk tangki bakal terus menyuplai air meski pipa bakal dibuka siang. Hal tersebut dianggap sebagai kewajiban PDAM untuk melayani warga. ''Kami tidak hanya lembaga profit, tapi juga punya kewajiban sosial,'' lanjutnya.

Dia menjanjikan aliran air normal kembali dalam seminggu. Namun, semua itu bergantung pengerjaan gorong-gorong.

BACA JUGA: Polri Masih Selidiki Motif Bom Bunuh Diri di Gereja Medan

''Paling lama seminggu. Kalau bisa lebih cepat,'' sebutnya. Ario Bimo menyarankan agar warga memiliki tandon air. Dengan begitu, saat air mati terdapat cadangan yang bisa dipakai. (sal/c15/git/flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Bunuh Diri di Gereja Medan, Pelaku Pemain Tunggal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler