jpnn.com - SURABAYA - Belum ada kejelasan mengenai rencana penutupan lokalisasi Klakahrejo meski Wali Kota Surabaya sudah melakukan deklarasi pada 25 Agustus lalu. Begitu pula jadwal pemberian dana kompensasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk PSK maupun dana bantuan usaha Pemprov Jatim untuk mucikari.
Itu yang membuat warga Klakahrejo melakukan aksi tandingan. Spanduk berisi tanda tangan warga yang menolak penutupan lokalisasi Klakahrejo masih terbentang tegak. Penolakan tersebut mengatasnamakan warga kompleks lokalisasi, khususnya RW 2. "Kami tidak mau Klakahrejo ditutup pemkot," tegas Harno, perwakilan warga RT 3.
BACA JUGA: Masuk Bui Lantaran Tak Bayar UMR
Menurutnya, pemerintah belum menjamin kepastian sosial dan ekonomi warga sekitar lokalisasi jika kompleks prostitusi tersebut ditutup. "Terus terang, warga kehilangan rantai perekonomian jika lokalisasi berhenti beroperasi," lanjutnya.
Penutupan lokalisasi yang tidak diikuti dengan pemberian dana kompensasi memunculkan risiko bagi warga. Terutama yang terdampak langsung seperti pemilik wisma atau mucikari.
BACA JUGA: Ingin Bangun Bandara, Pemkab Pacitan Harus Izin ke Mabes TNI-AU
Sementara itu, warga yang tidak terdampak secara langsung berupa usaha yang terkait dengan aktivitas lokalisasi. Misalnya, pengusaha hiburan, kafe karaoke, pemilik kos-kosan, warung makan, pedagang jajanan, maupun laundry.
Sementara itu, Kecamatan Benowo segera menindaklanjuti desakan Satpol PP Surabaya agar berkoordinasi dengan muspika setempat terkait dengan molornya penutupan lokalisasi Klakahrejo. Camat Benowo Edi Purnomo menjadwalkan bertemu pimpinan teritorial di kecamatan tersebut. Di antaranya, kepala polsek (Kapolsek) dan komandan koramil (Danramil).
BACA JUGA: Warga di Radius Aman Ikut Mengungsi
Langkah itu ditempuh untuk mempersolid aparat di lapangan. Terutama pascainsiden perusakan plakat dan operasi gabungan. "Insya Allah, Kamis (besok, Red) saya akan konsolidasi bersama Kapolsek dan Danramil," ungkap Edi.
Dia berjanji menuntaskan verifikasi yang tersisa. Tujuannya mengantisipasi terulangnya protes mucikari Tambakasri ke DPRD Surabaya pada Senin (15/9) akibat kompensasi yang tidak kunjung dilunasi. (sep/c6/ai)
Kronologi Penutupan Lokalisasi Klakahrejo
3 Juli : Pendataan menjelang bulan Ramadan.
10 Juli-9 Agustus : Lokalisasi tutup selama Ramadan.
31 Juli : Pertemuan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
21 Agustus : Screening kesehatan dan pengajian.
22-23 Agustus : Verifikasi dari kementerian dan pemprov.
25 Agustus : Deklarasi yang diikuti aksi warga merusak papan yang diresmikan wali kota Surabaya.
9-14 September : Verifikasi ulang data PSK.
16 September : Warga memasang spanduk penolakan penutupan lokalisasi.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
BACA ARTIKEL LAINNYA... HUT Sekolah, Puluhan Siswa Histeria Masal
Redaktur : Tim Redaksi