jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta ada tindakan tegas terhadap masyarakat yang arogan dan memaki polisi yang sedang bertugas memberikan pelayanan.
Hal itu disampaikan Sahroni merespons maraknya video viral oknum warga memaki petugas, tetapi ujung-ujungnya selesai hanya dengan permintaan maaf dan kesepakatan damai di atas selembar kertas bermeterai 10.000.
BACA JUGA: Mobil Berpelat Dinas Polisi Disetop di Pos Penyekatan, Setelah Diperiksa, Alamak
Contoh kasus yang viral saat libur Lebaran 2021 ini adalah kasus perempuan memaki polisi lantaran tak terima disuruh putar balik di pos penyekatan menuju Sukabumi, Jabar.
Politikus Partai NasDem itu menyebut kasus semacam itu tidak bisa dibiarkan terus terjadi dan harus ada saksni agar masyarakat juga bisa lebih menuruti aturan dan menghargai petugas yang bekerja.
BACA JUGA: 110 TKA China Masuk Indonesia saat Lebaran, Irwan: Sulit Diterima Akal Sehat
"Hukumannya bisa dengan kerja sosial, atau, ya, dipenjara saja," ucap Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/5).
Sanksi tersebut menurutnya perlu diberikan karena belakangan banyak kejadian masyarakat melawan polisi yang sedang bertugas, bahkan memaki-maki mereka.
BACA JUGA: Perempuan Memaki Polisi di Anyer, Andi Rio Ikut Bereaksi
Namun dia geram lantaran penyelesaian kasus seperti itu cukup hanya dengan meminta maaf dan membuat pernyataan di atas meterai.
"Masa, suara besar, lalu maki-maki petugas dengan tak tahu etika. Lantas setelah diciduk hanya minta maaf dengan meterai 10.000 perak?” ujar Sahroni.
Politikus asal Tanjung Priok, Jakarta Utara itu menambahkan, sanksi tegas perlu diberikan terhadap oknum warga yang arogan dan memaki petugas di lapangan.
"Jadi, saya minta kepada kepolisian untuk memberikan sanksi hukuman yang lebih berat untuk para pemaki ini. Saya khawatir harga diri hukum Indonesia jadi jatuh di mata publik, aparat tidak dihargai," pungkas Ahmad Sahroni. (fat/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam