Warna Pesawat Kepresidenan Diubah, Pemerintah Dinilai Sibuk Bersolek

Rabu, 04 Agustus 2021 – 12:05 WIB
Presiden Jokowi turun dari pesawat kepresidenan di Bandara Kertajati. Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat (PD) Kamhar Lakumani menyoroti keputusan pemerintah yang mengubah warna pesawat kepresidenan saat masyarakat sedang diserang pandemi Covid-19.

"Pemerintah malah lebih memerhatikan dandanan atau sibuk bersolek. Sungguh tak punya sensitifitas dan empati dalam menilai situasi dan tak punya kebijaksanaan dalam mengalokasikan anggaran," kata Kamhar Lakumani melalui layanan pesan, Rabu (4/8).

BACA JUGA: Warna Pesawat Presiden Berubah, Andi Arief: Maksudnya Apa?

Menurut eks aktivis HMI itu, pemerintah memang sudah menyampaikan alasan bahwa rencana mengubah cat pesawat kepresidenan sudah muncul sejak 2019.

Namun, kata Kamhar, alasan itu makin menunjukkan ketidakpekaan pemerintah memahami krisis. Dalam situasi krisis, manajemen dan pengelolaan keuangan negara bisa disesuaikan.

BACA JUGA: Habib Saggaf Meninggal Dunia, Wako Imbau Warga Kibarkan Bendera Setengah Tiang

"Memaksakan tetap menjalankan program yang disusun diwaktu normal dalam situasi krisis adalah bentuk kebodohan yang nyata," ujar dia.

Pesawat Kepresidenan kini dicat ulang, dengan warna merah dan putih. Adapun warna sebelumnya putih dan biru.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Bertanya kepada Warga Grobogan: Mas, Sampeyan Ngopo?

"Benar, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau pesawat BBJ 2 telah dilakukan pengecatan ulang," ujar Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono di Jakarta, Selasa (3/8).

Heru menjelaskan pengecetan tersebut sudah direncanakan pada 2019 silam.

Kendati demikian, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ.

"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," katanya. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler