Trio terpidana mati bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron alias Mukhlas, mengaku tak gentar pada hukuman matiMereka juga tak yakin akan benar-benar dieksekusi tahun ini seperti yang dijanjikan Kejaksaan Agung
BACA JUGA: Menyambut Bayram, Idul Fitri di Negeri Turki
Berikut wawancara khusus wartawan Jawa Pos Farouk Arnaz, bergantian dengan CNN dan SCTV, di Lapas Batu Nusakambangan
BACA JUGA: Dari Holiday Inn, Anggur Merah Meggy Z. Mengalun
Bagaimana kabarnya?
Amrozi (A): Semakin baik, semakin gemuk, senantiasa gembira, dan kalau ada kesempatan mau nikah lagi
BACA JUGA: Melihat Mausoleum Attaturk, Monumen Agung Turki Modern
Semua baik-baik sajaCuma bedanya, di sini tidak boleh kumpul dengan (kedua) istri saya –Siti Khoiriyah dan RohmahDi dalam sini juga tidak ada yang pernah sakitAlhamdulillahPuasa Daud juga jalan terus(Selama ditahan, Amrozi cs tidak memakan nasi jatah lapasMereka menganggapnya haram karena berasal dari pemerintahMereka membayar sendiri katering dari seorang petugas lapas).Mukhlas (M): AlhamdulillahKabar baik(Dalam bom Bali I, Mukhlas bertindak sebagai pemimpin, namun menolak dikaitkan dengan Jamaah IslamiyahMenurut dia, istilah itu hanya karangan polisiSuami Parida binti Abbas itu menyebut dirinya sebagai anggota tidak langsung Al Qaidah).
Sebagai tradisi, saya mohon maaf bagi semua muslim di IndonesiaTapi, minta maaf ini bukan untuk bom Bali yaUntuk bom Bali itu, amal saleh saya yang akan saya pertanggungjawabkan dengan Allah
Imam Samudra (IS): Untuk semua muslim, saya ucapkan taqobbalallahu minna waminkumMohon maaf lahir dan batin.
Apa yang dilakukan pada Ramadan kemarin?
(A): Hanya khatam Alquran dua kali karena sibuk baca dan nulisSaya sudah buat buku dan insya Allah segera naik cetakJudulnya nanti, rahasia dulu(Di antara ketiga orang itu, baru Imam Samudra yang menulis buku, Aku Melawan Teroris, 2004)
(M): (Menyitir Alquran) sama seperti muslim lainnyaCuma, di dalam penjara ada kelebihan yang tidak dirasakan di luarDi antaranya, khatam Alquran dalam 12 jamMulai subuh sampai sebelum bukaAwalnya saya tidak percaya, ternyata bisa
Dalam sebulan ini saya juga sudah menulisAda 60 macamAda yang bentuk buku, makalah, dan surat-suratKapan diterbitkan, wallahu a’lamIsinya macam-macamAda wasiat kepada muslimin, tentang jihad, tentang JBB atau jihad bom Bali, juga biografi
Ini tidak untuk mengimbangi buku adik saya, Ali Imron, dan adik ipar saya, Nasir Abbas (Ali Imron menulis buku Ali Imron sang Pengebom dan Nasir menulis Membongkar Jamaah IslamiyahKedua buku itu menguliti bom Bali dan berisi penyesalan atas tragedi tersebutKedua buku itu berbeda dari buku Imam yang mengukuhkan sikapnya dalam bom Bali).
Untuk buku Ali Imron, alhamdulillahTapi, yang perlu dikoreksi tentang penyesalannya terhadap bom BaliTapi, saya hargai, itu pendapat diaMemang, soal bom Bali, ada perbedaan antarulamaAda yang mengatakan itu jihad, itu jahat, dan itu kriminalTapi, bagi saya, itu adalah jihad berdasarkan syariat yang saya baca
Operasi bom Bali (12 Oktober 2002) itu ada hubungannya dengan (pengeboman) WTC (11/9/2001), ada hubungannya dengan peledakan bom Marriott di Pakistan (19/9/2008), dan jihad di tempat lainPokoknya, kepentingan Amerika dan sekutunya halal untuk dihancurkanDi mana saja.
Pesan Anda kepada muslim pada bulan Syawal ini?
(M): Bersabarlah karena tak lama lagi Islam akan menangSekarang Amerika dan sekutunya mulai kolaps, baik ekonomi, militer, dan sebagainyaJiwa mereka sudah rapuhAlhamdulillahIni kegembiraan bagi kami, bagi sahabat-sahabat kami, terutama Syekh Usamah bin Laden
Mereka yang ada di Iraq, Afghanistan, Pakistan, Chechnya, dan Somalia mudahan-mudahan mendengar salam kamiJuga titip salam untuk perdana menteri Australia yang baru, namanya siapa itu? (Dijawab Kevin Rudd), jangan memerangi orang Islam
(A): Untuk umat Islam, agar memahami Islam yang sebetulnyaSedangkan untuk orang Australia, jangan datang ke Bali lagiSebab, saya yakin akan dibom lagi.
Bagaimana jika ini adalah Lebaran terakhir Anda?
(A): Siapa yang bisa menjamin ini yang terakhir? Tak pernah ada firasat, apakah ini nanti juga duhur dan asar terakhir, kita kan juga tak tahuSebagaimana Sampeyan juga tak bisa menjamin hidup Sampeyan?
(IS) : Siapa yang bilang begitu? Lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan isinya, Allah telah menetapkan takdir.
Kalau dieksekusi apakah akan ada pembalasan?
(A): Insya AllahSaya sudah janjikan ituKalau ada eksekusi, saya yakin kawan saya akan balas! Saya yakin, tapi ini bukan instruksi khusus(Kawan saya) yang di Indonesia dan juga di luar (negeri)Mereka itu banyak, sebanyak pasir di laut
Yang akan dibalas adalah mereka yang terkait dengan eksekusi iniBaik pengeboman maupun pembunuhanMulai jaksa, hakim, hingga eksekutornyaMosok aku kasih tahu (detailnya)Nanti kalau sudah masuk koran, bisa bocor dong (lalu tertawa)Saya tak akan rela pokoknya dan akan saya tuntut di dunia dan akhirat.
(M): Saudara-saudara kami di mana-mana, terutama amir kami dalam jihad yang saya kenal sejak 1986, Syekh Usamah bin LadenDia berkewajiban untuk melakukan qisash kepada presiden sampai aparat bawahBegitu juga saudara-saudara kami yang lain, wajib melakukan balas dendamPembunuhan mujahid itu kriminal yang terbesar, lebih dari zina.
(IS): Ini seriusKami tidak pernah main-main dalam beragamaDalam IslamApakah bom Bali itu main-main?
Anda ingin dikenang seperti apa jika memang jadi dieksekusi, sebagai mujahid?
(M): Itu semua bukan menjadi tujuan sayaTujuan saya adalah berperang untuk menjunjung kalimat AllahJihad fi sabilillahMau namanya harum, itu bukan urusan kamiYang jelas, kami tidak akan minta grasi karena itu akan ada lima dosaDosa syirik, dosa haram, dosa dihinakan, akan dicela, dan kami tidak mau ditipu.
(IS): (Masih sama seperti jawabannya pada Januari 2008)Lupakan saja karena apa yang saya lakukan hanyalah melaksanakan firman AllahKami ini hanya secuil debuKami bukan selebriti.
(A): Tak kepikiran soal ituNamun, konsekuensi perjuangan seperti ini cuma duaKalau tidak mati, ya dihukumTapi, bukan berarti kami dihukum lalu kalahSaya ingin anak-anak saya nanti paham Islam dan melanjutkan perjuangan saya(Kalau) Mahendra (anak pertama Amrozi, Red) masih begitu sekarang (suka ngebut), mungkin mengikuti jejak Abinya yang dulu juga trek-trekan (tertawa).
Bagaimana perjuangan akan dilanjutkan setelah Anda dieksekusi?
(A): Insya Allah terusTidak akan pernah berhentiSeperti kami yang di penjara menang, mati menang, dibuang menangYang kalah itu, jika kita condong pada kebatilan dan condong pada orang thogut dan orang kafirTapi, kami tidak pernah kalahSampai mati saya akan tetap semangat! Bila ada kesempatan, saya akan mengebom lagi orang-orang yang tidak jelas itu
(M): Mujahid yang tegar, yang sabar, dan istikamah, maka dia akan untung terusMenang terusAkan ada sebelas kemenanganMisalnya, menang dalam prinsip, menang dalam melawan setan, menang terusDieksekusi menang, dipenjara menang, diborgol menang, disiksa menangGak ada rugiInsya Allah khusnul khatimah ketemu bidadari
Soal dimakamkan di mana, belum terpikir lagiKami sudah wasiatkan semua diserahkan keluargaMulai presiden sampai eksekutornyaSoal cara (eksekusi kami), ya tentu terserah merekaMau ditembak, mau disuntik mati, di-qisash (pancung), terserahYang penting, kami tidak boleh setuju dengan eksekusiHaram hukumnya karena itu dikutuk Allah
Tolong bedakan antara penyelundup narkoba dihukum mati, maling dihukum mati, dengan kami (dihukum mati)Kalau narkoba dihukum mati, itu pelanggaran dia, jadi tidak ada risikoTapi, mujahid dihukum mati, itu ada konsekuensinyaAllah bilang (menyitir Alquran), mereka yang membunuh orang beriman dengan sengaja, maka mereka akan kekal selama-lamanya di nerakaKecuali kalau kami ini diadili di pengadilan Islam, ulama-ulama yang mengadili, dan diputuskan qisash, ya sudah.
Ada permintaan terakhir karena akan dieksekusi akhir tahun ini?
(A): Tidak ada permintaan terakhirJangan dipelintirKata siapa akan ada eksekusi akhir tahun ini? (Dijawab dari Jaksa Agung Hendarman Supandji, Red)Oh, dia itu insya Allah mati duluanSaya tak pernah khawatir dan takutNyawa saya itu tidak ada hubungannya dengan eksekusiTak ada hubungannya dengan grasi dan dengan jaksaMudah-mudahan keluarga tetap sabar dan ini dijadikan catatan hidupSemua anak cucu saya akan membalas.
(M): Ini semakin meyakinkan saya bahwa umur benar-benar di tangan AllahAyatnya sangat jelas, ajal itu tidak bisa disegerakan dan tidak bisa ditundaDigertak-gertak untuk dieksekusi, tak menggerakkan bulu kami satu pun karena itu adalah ketentuan AllahMeski demikian, kita harus antisipasi, dengan kaji hukum-hukumnya
Jadi, tidak ada penyesalan?
(A): Tidak adaMereka itu (para korban) targetnya, sudah diniati, kenapa harus menyesal? Bahkan, gembiranya lebih dari lelaki melamar perempuan dan perempuannya mauSalah sendiri mereka ada di sanaIslam akan menang dan kafir akan kalah(Amrozi juga tidak menyesal, meski dipancing dengan dua foto yang dibawa wartawan CNN yang menunjukkan ledakan di Bali).
Alhamdulillah (sambil memegang foto itu)Tapi, bukan berarti saya gembira (dengan adanya muslim yang juga jadi korban)Yang muslim bukan target kamiAda pun urusannya, kami doakanUntuk yang muslim, yang tidak ikut maksiat di situ, saya doakan diberi sabar dan semoga ikut syahidKalau untuk yang kafir, kurang banyak (korbannya).
(IS): Untuk korban yang muslim, kami meminta maaf karena mereka bukan target kamiMisalnya, bapak cari makan untuk istrinya, insya Allah itu syahidTapi, tidak untuk orang kafirFoto yang ditunjukkan (CNN) itu tidak berbobot(Imam tidak mau melihat foto tersebut)Seperti ada pesan tertentu dari sponsor untuk memojokkan mujahidin
Kalau kami jawab tidak menyesal, maka akan dibilang, ’’Lihat, Imam Samudra tidak menyesal.’’ Tapi, kalau dibilang menyesal, dia akan bilang, ’’Berarti dia memang salah.’’ Jadi, ini pelintiranMengapa mereka tidak membawa juga foto anak-anak dan perempuan muslim tak berdosa di Iraq, Palestina, dan Afghanistan yang dibunuh oleh Amerika dan sekutunya?
Kami tidak menafikan adanya perbedaan pandang dalam pengeboman di BaliJangankan soal bom, dalam soal salat tarawih misalnya, ada yang beda rakaatnyaItu biasaTapi, semua mazhab sudah sepakat bahwa darah dan harta orang kafir adalah halal, apalagi setelah mereka terbukti menyerang negara IslamKami akan berhenti jika mereka berhenti memerangi Islam.
(M): Saya tanya balik, kalau saudara berbuat kebaikan, mungkinkah saudara menyesalinya? Untuk korban yang Islam, kami juga sampai nangisTapi, dalam Islam, kalau tidak sengaja membunuh orang Islam itu tidak dihukum matiHanya membayar diyat dan kifarat yang sudah ditanggung Al QaidahKami juga sudah berpuasa dua bulan berturut-turut.
Mengapa membunuh kafir kok senang?
(A): Bagaimana tidak senang? Target menghancurkan mereka sudah tercapaiMereka jadi target karena mereka kafirTapi, tidak berarti kami ngawur, Kami sudah spesifikkan untuk menghabisi mereka yang di tempat maksiat itu(Saat bom Bali I meledak, Amrozi tidak ikut ke Bali, tapi sedang di rumahnya di Tenggulun, LamonganNamun, dia yang membeli seluruh bahan peledak di Toko Kimia Tidar, SurabayaAmrozi adalah pelaku pertama yang ditangkap polisi).
(M): Pemahaman kami dan syekh-syekh kami, tidak ada orang Amerika dan sekutunya yang tidak bersalahMereka bersalah kepada kaum muslimin, kecuali (orang Amerika) yang muslimTapi, kami tidak membunuh semua orang Amerika dan sekutunyaKami punya disiplinSeperti dia (menunjuk wartawan CNN Dan Rivers, Red) karena dia datang dengan kebaikanMau mewawancarai dan menyebarkan berita iniBagaimana kami akan bunuh dia? Tapi, orang-orang (turis) di Bali itu merusak Indonesia, negara-negara mereka itu memerangi Islam.
(IS): Amerika sekarang sudah gulung tikarDi semua tempat mereka kalahKami tidak bodohKalau ditanya mengapa korban di Bali bukan tentara Amerika, kami balik bertanya, ’’Apa yang diserang Amerika di negara-negara Islam itu adalah tentara?’’ Ibu-ibu yang menyusui anaknya juga dibom.
(Menyitir Alquran Surat An Nahl 126) sudah jelas, maka balaslah musuh-musuhmu dengan balasan yang setimpalJadi, kami tidak sembarangan bertindakKafir yang tidak boleh diperangi itu adalah kafir dimmi yang terikat perjanjian dan kafir yang minta perlindunganKafir harbi wajib diperangiJadi, bom di Bali itu sudah sesuai dengan perhitungan, tidak hantam kromo
Seperti umat Islam lain, pada hari Lebaran itu, Amrozi cs juga merasakan ketupat serta opor ayam yang dipesan dari petugas lapas langganan merekaAmrozi dan Imam tampak mengenakan baju baruTak sedih tak dikunjungi keluarga? ’’Anda kan keluarga saya juga, sesama muslim,’’ kata Imam.
Wawancara khusus itu ditutup dengan foto bersamaBukan hanya wartawan, tapi juga petugas lapas dari lapas lain di NusakambanganSelain Lapas Batu, ada Lapas Kembang Kuning, Lapas Besi, Lapas Permisan, dan Lapas Pasir Putih.
Beberapa polisi intelkam berpakaian preman dari Polres Cilacap yang mengikuti wawancara juga berfoto bersamaTapi, mereka tak mau berfoto dengan wartawan CNN Dan Rivers yang mewawancarainyaMereka menganggap warga AS itu kafir
Kalapas Batu Sudiyanto dan Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Depkum dan HAM Jateng Bambang Winahyo memberi kesempatan khusus kepada Jawa Pos menyusul persetujuan dari Jampidum Abdul Hakim RitongaItu pun setelah Amrozi cs setuju diwawancarai dengan sejumlah persyaratan khususAmrozi juga menanyakan jaket Jawa Pos yang dia minta saat dibesuk Mei lalu(nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terpikat Forensik karena juga Urusi Orang Hidup
Redaktur : Tim Redaksi