jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengaku tidak setuju dengan narasi-narasi yang mendorong pelengseran Joko Widodo (Jokowi) dari jabatan presiden. Menurut Arief, tidak ada alasan mendasar untuk melengserkan Presiden Ketujuh RI itu.
"Kangmas Joko Widodo tidak boleh dilengserkan, karena dia itu terpilih dari pemilu presiden yang demokratis. Jika dilengserkan maka akan merusak cita-cita reformasi, tidak ada hal yang mendasar untuk melengserkan Joko Widodo," kata Arief kepada jpnn.com, Senin (30/9).
BACA JUGA: Polisi Dalami Dugaan Makar Permadi Gerindra
Sebelumnya wacana pelengseran Jokowi dilontarkan politikus gaek Permadi. Mantan anggota DPR dari PDI Perjuangan yang kini menjadi politikus Gerindra itu mendorong mahasiswa menggulingkan Jokowi.
Namun, Arief tak setuju dengan ajakan itu. Ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini justru menegaskan bahwa demonstrasi mahasiswa yang sudah berlangsung di banyak daerah selama sepekan terakhir bukan untuk melengserkan Jokowi dari kursi presiden.
BACA JUGA: Habib Novel Duga Arief Poyuono Agen Ganda
"Mahasiswa dalam aksi demontrasi di banyak kota agendanya bukan untuk melengserkan Joko Widodo, tetapi meminta Joko Widodo membatalkan revisi UU KPK, RKUHP dan RUU kontroversial lainnya," tegas Arief.
Arief justru menilai berbagai aksi protes yang dilakukan masyarakat dan mahasiswa karena mereka sayang kepada Presiden Jokowi. Menurut Arief, publik tak ingin mantan wali kota Solo itu tersandera oleh parpol-parpol dan para cukong yang telah membantu Joko Widodo di Pilpres 2019.
BACA JUGA: Presiden Buruh: Jangan Ganggu Pelantikan Jokowi!
"Membatalkan pelantikan Joko Widodo - Ma'ruf Amin juga sangat tidak elok dan tidak baik. Semua elemen masyarakat harus menghormati hasil pilpres. Saya juga minta para politisi opotunis jangan tunggangi aksi mahasiswa yang murni dan ikhlas untuk menolak revisi UU KPK Dan KUHP, terus diarahkan untuk melengserkan Joko Widodo," tandasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam