jpnn.com, JAKARTA - SALAH satu penyakit yang kini banyak menyerang orang ialah tekanan darah tinggi.
Penyebab tekanan darah tinggi bisa karena beberapa hal, mulai dari terlalu stres, hingga mengonsumsi makanan kaya natrium.
BACA JUGA: 5 Manfaat Pisang, Bikin Tekanan Darah Tinggi Ambrol
Obat tekanan darah tinggi atau disebut juga dengan obat antihipertensi, memiliki beragam jenis atau golongan.
Namun, yang perlu diwaspadai, tiap obat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap penderita hipertensi.
BACA JUGA: Tersedia di Apotek, Ini 3 Obat Kuat yang Bikin Pria Tahan Lama di Ranjang
Oleh karena itu, dokter akan meresepkan obat-obatan yang paling tepat, sesuai dengan kondisi tekanan darah tinggi yang Anda alami.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: 5 Manfaat Kacang Mete, Bikin Penyakit Kronis Ini Ambyar
1. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
ACE inhibitor merupakan obat darah tinggi yang bekerja dengan menurunkan produksi angiotensin, yang merupakan penyebab pembuluh darah menyempit dan menimbulkan tekanan darah tinggi.
Penderita hipertensi yang mengonsumsi obat jenis ini harus tetap waspada, karena golongan obat darah tinggi ini menyebabkan efek samping.
Contoh obat ACE inhibitor seperti captopril, enalapril, lisinopril, benazepril hydrochloride, perindopril, ramipril, quinapril hydrochloride, dan trandolapril.
2. Diuretik
Salah satu golongan obat yang paling sering digunakan dalam pengobatan hipertensi adalah diuretik.
Obat ini bekerja dengan cara menghilangkan kelebihan air dan garam yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.
Namun, bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), diuretik bisa menimbulkan efek samping, yaitu kelelahan, kram otot, lesu, nyeri dada, pusing, sakit kepala, atau sakit perut.
Dilihat dari Mayo Clinic, terdapat 3 jenis utama dari obat darah tinggi diuretik, yaitu thiazide, potassium-sparing, dan diuretik loop.
Contoh obat Thiazide: Chlorthalidone (Hygroton), chlorothiazide (Diuril), hydrochlorothiazide (Hydrodiuril, Microzide), indapamide (Lozol), metolazone (Zaroxolyn).
Contoh obat Potassium-sparing ialah Amiloride (Midamor), spironolactone (Aldactone), triamterene (Dyrenium).
Contoh obat diuretik loop, Bumetanide (Bumex), furosemide (Lasix), torsemide (Demadex).
3. Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Salah satu golongan obat hipertensi, yakni angiotensin II receptor blocker (ARB).
Golongan obat hipertesi ini bekerja dengan cara menghalangi angiotensin dalam tubuh.
Namun, obat ini menghalangi kerja angiotensin dalam tubuh bukan menghalangi produksi angiotensin, sehingga tekanan darah menurun.
Anda juga harus tahu, adapun efek samping obat darah tinggi ini, yaitu pusing sesekali, masalah sinus, penyakit kronis mag, diare, dan sakit punggung.
Contoh obat ARB seperti azilsartan (Edarbi), candesartan (Atacand), irbesartan, losartan potassium, eprosartan mesylate, olmesartan (Benicar), telmisartan (Micardis), dan valsartan (Diovan).(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa