Waspada! Ada Kelompok Pemburu Obat Alprazolam

Selasa, 19 Juni 2018 – 22:07 WIB
Obat. Foto: JPG

jpnn.com, SURABAYA - Alprazolam merupakan obat penenang yang legal dijual, tapi kerap disalahgunakan.

Kelompok pecandu kerap mengonsumsinya sebagai barang pengganti sabu-sabu saat langka.

BACA JUGA: Seru! BNNP dan Bandar Kejar-Kejaran di Tanjung Perak

BNNK Surabaya menemukan fakta baru terkait kasus seorang tersangka kasus narkoba, Nuzul Akbar yang berkeliling puskesmas di Sidoarjo dan Surabaya Mei lalu untuk mencari alprazolam.

Ternyata, Akbar tidak sendirian. Dia punya kelompok yang berisi para pecandu obat penenang yang beken disebut alpra itu.

BACA JUGA: Jahat! Playgroup Cekoki Anak-Anak Obat Penenang

Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti menyatakan, pihaknya mendapat temuan tersebut setelah melakukan serangkaian penyelidikan.

Kelompok Akbar itu berisi tiga orang. Masing-masing berkeliling puskesmas untuk mendapatkan alpra secara bergantian.

BACA JUGA: Waspadai Modus Baru Kirim Narkoba

''Teman-teman dia itu juga sama. Keliling puskesmas," katanya.

Akbar maupun dua rekannya punya cara jitu untuk mendapatkan obat yang hanya bisa dibeli dengan resep dokter itu. Mereka membawa buku berobat lama dan rekam jejak medis.

''Itu dibawa buat ngakalin resep dokter," jelas Suparti.

Petugas medis di puskesmas pun percaya dengan buku berobat akal-akalan itu. Mereka mengira Akbar dan dua rekannya tersebut memang sedang sakit dan membutuhkan alpra.

Suparti menuturkan, kelompok pecandu itu mengaku kerap dilanda kecemasan dan rasa gelisah. Juga, sulit tidur.

Mereka langsung menyebut alpra sebagai obat yang biasa diberikan dokter-dokter sebelumnya.

''Kelompok ini sangat berpengalaman. Jelas bukan satu atau dua bulan kecanduannya," ujar polisi dengan dua melati di pundak itu.

Setelah menyebut alpra, dokter pun mengiyakan. Bahkan, sebelum dikirim BNNK ke RSJ Menur, Akbar sempat mengatakan kepada Jawa Pos Mei lalu bahwa dirinya bisa mendapatkan 90 butir alpra di satu puskesmas.

Berdasar temuan itu, Suparti justru mengkhawatirkan pola lama yang biasa terbentuk di kalangan pecandu.

Dia takut tiga sekawan tersebut malah mengader orang untuk melakukan kegiatan sejenis.

Yang lebih parah, ada kekhawatiran bahwa kelompok pecandu itu menjadi reseller alpra. Tujuannya, memperbesar kelompok.

''Ini kekhawatiran tersendiri bagi saya. Mereka masih muda. Jangan-jangan ada kelompok pecandu yang masih berusia SMA," ungkapnya.

Kekhawatiran mantan Kapolsek Pabean Cantian itu cukup berdasar. Sebab, pada 2016 Suparti pernah menemukan pencuri resep dokter demi mendapatkan alpra.

Yang paling anyar, pada Januari 2018 Polsek Waru, Sidoarjo, menangkap pengedar sekaligus pecandu berat alpra. Ada 150 butir alpra siap edar yang disita.

Mantan pecandu dan bandar narkoba asal Jakarta, Herwin Aswir, mengungkapkan, alpra kerap diincar para pecandu lantaran ada kelangkaan sabu-sabu dalam suatu waktu.

Obat yang masuk dalam jenis benzodiazepine itu dikonsumsi untuk menekan rasa cemas para pecandu. Tapi, tak bisa bertahan lama.

''Ya paling bertahan sejam aja itu," bebernya.(mir/c7/eko/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dooor! Tewas Setelah Rebutan Senjata Dengan Penyidik BNN


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler