jpnn.com, SURABAYA - Provinsi Jatim masih sulit terbebas dari narkoba. Sebab, di antara 102 jaringan narkoba, yang bisa diungkap baru 25-30 saja.
Hal itu diakui Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim Brigjen Fatkhur Rahman dalam kegiatan pemusnahan barang bukti (BB) narkoba.
BACA JUGA: Anggota TNI Terlibat Narkoba akan Dipecat dan Foto Disebar
Menurut dia, dari 25-30 jaringan yang diungkap, 53 tersangka telah ditangkap.
''Lima di antaranya kami beri tindakan keras, tembak mati," ujarnya.
BACA JUGA: Dooor! Tewas Setelah Rebutan Senjata Dengan Penyidik BNN
Fatkhur menambahkan, lapas menjadi tempat yang nyaman bagi para bandar.
Sebab, lebih dari 70 persen jaringan dikendalikan dari dalam lapas. Hal itu pula yang menyulitkan pihaknya.
BACA JUGA: Perempuan Pengguna Narkoba Didominasi Pelajar, Takut Disebut Cupu
Memang, selama ini pengembangan jaringan tersebut mandek ketika bandar sudah berada di dalam lapas.
''Barang dikirim melalui darat, laut, hingga udara," jelasnya.
Meski begitu, pihaknya masih terus mengejar bandar-bandar lain.
Dalam dua bulan ke depan, dia menargetkan, ada tiga jaringan lagi yang diungkap.
Hal itu sekaligus menjadi peringatan bagi para bandar. Pria asal Pasuruan tersebut meminta bandar berpikir dua kali.
''Berhenti atau mati," tegasnya.
Kabid Pemberantasan BNNP Jatim AKBP Wisnu Candra mengungkapkan, selama ini narkoba yang beredar di Jatim merupakan kualitas nomor wahid.
Bahkan, khusus sabu-sabu (SS) merupakan yang murni. Harganya pun tinggi. Mayoritas didatangkan dari luar negeri. Baik dari Malaysia maupun Tiongkok. (aji/c7/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangkas Peredaran Ganja, BNNP Jatim Koordinasi Lintas Provinsi
Redaktur & Reporter : Natalia