jpnn.com - BOGOR-Badai belum berlalu. Setidaknya hingga akhir Oktober nanti, hujan deras, angin kencang dan sambaran petir masih mengancam Bogor.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, sepekan ke depan hujan lebat masih terus terjadi di Jabodetabek.
BACA JUGA: Meiliana-Abdul Kholik Layak Jadi Harapan Baru Bekasi
Deputi Bidang Meteorologi pada BMKG, Yunus S. Swarinoto mengimbau warga Bogor waspada selama beberapa hari ke depan.
Melihat kondisi atmosfer terkini, terdapat indikasi munculnya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
BACA JUGA: PDIP: Setop Pembongkaran Rumah Rakyat Di Pekayon
“Ada beberapa yang harus diwaspadai, di antaranya Jawa Barat dan wilayah Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur dan beberapa wilayah diluar pulau Jawa,” imbaunya.
Selain mewaspadai cuaca, masyarakat diimbau mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin.
BACA JUGA: Penanganan Kasus Ahok Dinilai Sudah Objektif
“Selain itu bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan dan masyarakat di wilayah pesisir diimbau untuk mewaspadai potensi gelombang laut tinggi dengan ketinggian antara 2,5 – 4,0 meter di Laut Andaman, Perairan Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Selatan Jawa Barat,” jelasnya.
Menanggapi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor membentuk tim khusus yang disebar di sejumlah titik.
Tim itu siaga di wilayah-wilayah yang dianggap rawan bencana.
“Wilayah Kabupaten Bogor yang perlu diwaspadai wilayah timur dan barat, keduanya merupakan daerah yang rawan bencana banjir dan tanah longsor,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Bogor Koesparmanto.
Dia mengatakan, pihaknya saat ini fokus kepada dua wilayah Kabupaten Bogor yang sering terkena bencana tersebut.
Di antaranya Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Nanggung, Pamijahan, Sukamakmur dan Jonggol.
“Pada umumnya sering mengalami longsor, sedangkan untuk Kecamatan Gunung Putri selalu terjadi banjir khususnya di Vila Nusa Indah II,” ujarnya. Sedangkan untuk wilayah tengah yang perlu diwaspadai di Kecamatan Bojonggede, daerah rentan banjir.
BPBD memploting TIM Reaksi Cepat (TRC) bersiaga di wilayah rawan yakni 15 personel di Kecamatan Leuwiliang, dan 15 personel di kawasan selatan, serta sisanya 30 personel menyebar.
“Mereka siaga selama 24 jam. Jika terjadi bencana di saat sedang beristirahat, mereka akan terjung langsung,” tukasnya.
Koesparmanto juga meminta Kecamatan membuat Unit Pelayanan teknis (UPT) agar BPBD bisa bergerak cepat dalam mengantisipasi setiap setiap kejadian bencana.
“Untuk wilayah memang cukup jauh, terlebih pusatnya berada di pertengahan. Tetapi, adanya posdam di Metland bisa memaksimalkan kinerja kita,” tukasnya. (ded/c/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Jauh-Jauh ke Jatim Demi Kasus Ahok, Begini Tanggapan FPI
Redaktur : Tim Redaksi