jpnn.com, KUPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Rapat Koordinasi Persiapan Menghadapi Cuaca Ekstrem di wilayah NTT, Kamis (23/12).
Rapat itu merupakan tindak lanjut peringatan dini dari BMKG dan memastikan kesiapsiagaan berbagai pihak dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem di NTT selama beberapa hari ke depan.
BACA JUGA: 17 Tahun Tsunami Aceh, Nelayan Dilarang Melaut Sehari Penuh
Forum yang digelar secara daring itu diikuti perwakilan TNI, Polri, BMKG, BASARNAS, BPBD Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT dan perwakilan Lembaga Agama, Akademisi, dan Forum PRB.
Sebelumnya, BMKG memprediksi suspect area akan menguat cukup signifikan terutama di hari Sabtu dan Minggu.
BACA JUGA: Ada Hubungan Terlarang di Balik Pembunuhan Ibu dan Anak di Kupang
Kondisi itu ditandai menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin di atas 25 knot dengan kemungkinan pusat sistemnya sudah berada di Area Tanggung Jawab TCWC Australia.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Agung Sudiono menyebut dalam tiga hari ke depan masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat di NTT dan Maluku.
BACA JUGA: Jasad Bocah Asal Mastrip Itu Ditemukan di Bawah Tol Surabaya-Gempol, Innalillahi
Angin kencang juga berpotensi terjadi di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Sedangkan tinggi gelombang sekitar 2,5 – 4,0 meter (Rough Sea) berpotensi terjadi di Laut Flores bagian timur.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT Ambrosius Kodo telah menghimbau agar semua pimpinan melakukan desiminasi peringatan dini cuaca dari BMKG.
“Agar segera berkoordinasi untuk menyatukan kekuatan kesiapsiagaan selama beberapa hari ke depan, yaitu Kamis waspada, Jumat siaga, dan Sabtu awas,” ucap Ambroisus.
Dia juga mengingatkan para nelayan untuk sementara waktu jangan melaut dan mengamankan perahu mereka ke darat. (mcr2/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Meylinda Putri Yani Mukin