Waspada, Dua Desa Mengalami Pergerakan Tanah

Kamis, 08 Agustus 2019 – 22:09 WIB
Warga menunjukkan salah satu lokasi pergerakan tanah. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - Warga di wilayah Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, tengah dibayang-bayangi kecemasan terkait dengan ancaman pergerakan tanah. Sebanyak sembilan desa mengalami tanah bergerak.

Camat Cijeruk Hidayat Saputradinata menjelaskan, pergerakan tanah diduga akibat kemarau panjang. Pihaknya juga tengah melakukan penelusuran berkaitan dengan lokasi yang terdampak dengan pergerakan tersebut.

BACA JUGA: Kawasan Hutan Wisata Alam Bukit Bintang Sengaja Dibakar

“Tanah kering dan retak, sudah banyak desa yang mengalami keretakan dan pergeseran tanah, karena kemarau panjang kali ini,” katanya kepada Radar Bogor, Rabu (7/8).

Dia menjelaskan, adapun beberapa titik yang mendominasi pergerakan tanah di antaranya Desa Cipicung dan Sukaharja.

BACA JUGA: Ratusan Ikan Hias Mati, Pedagang Minta PLN Beri Kompensasi

BACA JUGA: Pergerakan Tanah Buat Pipa PDAM Rusak

Hidayat menuturkan, pihaknya juga telah mengantisipasi dengan melakukan reaksi cepat melalui Pemerintah Desa (Pemdes). “Kita antisipasi melalui Pemdes untuk disosialisasikan kembali bersama Rt/Rw,” ucapnya.

BACA JUGA: Tak Terima Diputusin Janda, Duda Beranak Satu Masuk Kamar Mandi dan Bikin Heboh Warga

Tak hanya rawan pergerakan tanah, kata Hidayat, musim kemarau ini juga menyebabkan sembilan desa yang ada rawan terhadap bencana longsor. Lantaran, sejumlah titik yang ada merupakan lintasan sungai.

“Jadi takut hujan besar. Pasti, ada hujan besar saya yakin akan ada longsor, “ bebernya.

Berkaitan dengan bencana, lanjut Hidayat, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor.

Ia meminta, untuk sejumlah titik yang rawan terhadap longsor juga agar segera bisa di relokasi. “Wilayah rawan longsor itu di Tanjungsari, Sukaharja. Kita juga sudah bersiap bersama Basnaz, PMI, mereka juga sudah stay di wilayah Cijeruk,” ucapnya.

BACA JUGA: Bukan Hanya Banjir, Tanah Bergerak Hantui Sukabumi

Hidayat menambahkan, saat ini pihaknya terus mengencarkan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi kejadian bencana yang sekiranya berpotensi menimbulkan korban.

“Kita sudah menerima banyak laporan kaitannya dengan pergerakan tanah, kekeringan, tanah belah dan lain sebagainya. Kita terus sosialisasi keapda masyarakat,” pungkasnya. (drk/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Pakai Headset, Pria 39 Tahun Gantung Diri di Kamar Mandi


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler