90 Persen Usia Produktif Menderita Sakit Kepala, 4 Cara Meredakannya

Minggu, 24 Oktober 2021 – 12:56 WIB
Ilustrasi sakit kepala. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebuah studi menunjukkan 90 persen orang di usia produktif menderita sakit kepala.

Untuk meredakannya, ada empat langkah yang dapat dilakukan.

BACA JUGA: 4 Buah yang Ampuh Redakan Sakit Kepala

Dokter Riana Nirmala Wijaya dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengawali pemaparannya dengan terlebih dahulu menyebut ada dua jenis sakit kepala.

Yaitu, sakit kepala primer dan sekunder.

BACA JUGA: Gempa Bumi Lagi, Terbaru di Bengkulu, Sebelumnya Sejumlah Wilayah di Jateng

"Jenis sakit kepala yang primer adalah sakit kepala tegang, migrain dan cluster," ujar Riana dalam konferensi pers daring, Sabtu (23/10).

Menurutnya, sakit kepala tegang membuat kepala terasa tegang, sakit bagai diikat.

BACA JUGA: TNI Polri Dituding Bakar Rumah Warga, Brigjen Pangemanan Beri Jawaban Tegas!

Biasanya rasa nyeri ada di dua sisi.

Sakit kepala yang bisa terjadi berulang ini menimbulkan nyeri yang tidak berdenyut-denyut.

"Jenis sakit kepala ini yang sering terjadi hingga pada 42 persen populasi," ujar Riana.

Sakit kepala tegang yang wajar bisa berlangsung hingga empat jam.

Sebaiknya penderita segera dibawa ke dokter bila tak kunjung sembuh setelah meminum obat dan sakitnya berulang-ulang serta berlangsung terlalu lama.

Jenis kedua adalah sakit kepala migrain, umumnya terjadi pada satu sisi.

Dibandingkan sakit kepala tegang, migrain terasa nyeri dan menusuk-nusuk.

Selanjutnya adalah sakit kepala cluster yang nyerinya intens.

Rssa sakitnya dapat menjalar hingga ke leher bahkan ke pipi.

Selain nyeri, penderita bisa mengeluarkan keringat dingin dan mata serta hidungnya berair.

Sementara sakit kepala sekunder biasanya disebabkan oleh hal lain, misalnya penyakit sinusitis.

Bila sakit kepala terasa hebat dan menusuk-nusuk hingga menimbulkan gejala lain seperti mual, muntah atau gangguan kesadaran serta gangguan saraf seperti kelumpuhan, segera periksakan diri ke dokter.

Sakit kepala yang tak kunjung sembuh lebih dari lima hari juga harus diperiksakan lebih lanjut.

Anda juga sebaiknya waspada bila sakit kepala diderita oleh lansia.

Riana menjelaskan, sakit kepala dapat dipicu perubahan gaya hidup dan proses adaptasi selama kenormalan baru, seperti kurang istirahat, postur tubuh yang salah dalam waktu yang lama, stres emosional, rasa lapar, atau aktivitas yang banyak.

Sebuah laporan menemukan sekitar 90 persen orang di usia produktif menderita sakit kepala akibat stres dan tren ini meningkat selama pandemi.

Temuan dari sebuah jurnal menyatakan bahwa sakit kepala tegang yang dirasakan ketika bekerja dapat menurunkan produktivitas pekerja hingga 33 persen.

Makanan juga dapat jadi pemicu sakit kepala, seperti migrain, yakni makanan yang tinggi MSG, garam dan pengawet.

Makanan olahan seperti daging beku juga dapat memicu nyeri kepala karena mengandung kadar natrium tinggi.

Dokter Riana kemudian menyarankan empat langkah yang dapat dilakukan agar sakit kepala cepat mereda.

Pertama, minum air putih sesuai kebutuhan setiap hari.

Kedua, aktif bergerak setiap hari minimal 30 menit per hari atau 10.000 langkah.

Ketiga, menghindari pemakaian masker yang terlalu ketat.

Keempat, mengendalikan stres dan cukup beristirahat.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler