jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah Indonesia dalam kurun waktu empat hari ke depan, yakni 18-21 Maret 2019.
Penyebab potensi gelombang tinggi ditengarai karena adanya Siklon Tropis Savannah (958 hPa) di Samudra Hindia barat daya Lampung.
BACA JUGA: Gempa Lombok Timur, Warga Malaysia Tewas di Air Terjun
"Pola tekanan rendah 1006 hPa di Laut Timor selatan NTT dan Samudra Pasifik utara Papua, serta pola konvergensi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Kep. Selayar - Kep. Sabalana, Perairan selatan Flores dan Laut Sawu," ujar Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Biro Hukum dan Organisasi Taufan Maulana.
Adapun kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Laut Maluku, Laut Banda, Perairan Kep. Tanimbar - Kep. Aru.
BACA JUGA: Nelayan Unjuk Rasa: Tolonglah, Kami Masyarakat Menderita
Beberapa daerah yang berpeluang terdampak gelombang tinggi dengan kategori sedang (1,25 – 2,5 meter) di antaranya adalah Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Barat Aceh hingga Kep. Nias, Perairan Enggano – Bengkulu, Samudera Hindia barat Aceh, Perairan Selatan P.Sawu – P. Rote, Laut Sawu dan Laut Timor, Perairan Selatan Flores, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Anambas – Kep. Natuna.
Perairan Selatan Kalimantan, Laut Jawa, Perairan Utara Jawa Timur – Kep. Kangean, Laut Sumbawa, Perairan Utara Sumbawa, Selat Makassar bagian utara, Perairan Barat Sulawesi Selata, Perairan Kep. Sabalana – Kep. Selayar, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan Timur Bitung – Kep. Sitaro.
BACA JUGA: 38 Nelayan yang Ditangkap di Luar Negeri Berhasil Dipulangkan
Kemudian Perairan Selatan Kep. Sangihe – Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua, Samudera Pasifik utara Papua Barat hingga Papua, Perairan Kep. Babar – Kep. Tanimbar, Perairan Selatan Kep. Kei – Kep. Aru, dan terakhir Laut Arafuru bagian timur.
Sementara itu, beberapa wilayah Indonesia lainnya juga perlu meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya potensi gelombang yang lebih tinggi yaitu kisaran 2,5 – 4 meter.
Wilayah tersebut di antaranya Perairan Barat Kep. Mentawai, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Kep. Nias hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa hingga P. Sumba, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, Perairan Utara Kep. Sangihe – Kep. Talaud, serta Samudera Pasifik utara Halmahera.
"BMKG mengimbau pada nelayan dan masyarakat pada umumnya yang beraktivitas di pesisir wilayah yang berpotensi gelombang tinggi untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," tutur dia.
Beberapa moda transportasi yang perlu diperhatikan yaitu perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m).
Kemudian kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
"Masyarakat yang berdomisili dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat juga diimbau agar tetap waspada. Jika terjadi gelombang tinggi, berlarilah menjauh menuju tempat yang lebih tinggi," tandas Taufan.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 6 Nelayan Sumut Dipulangkan dari Malaysia
Redaktur & Reporter : Yessy