Waspada, Gempa dan Tsunami Setinggi 29 Meter Mengancam Selatan Jawa Timur

Sabtu, 18 Desember 2021 – 19:11 WIB
Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono saat memberikan paparan saat berada di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Sabtu (18/12/2021). (ANTARA/HO-Diskominfo Jember)

jpnn.com, JEMBER - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada, terutama yang berada di selatan Jawa Timur.

Menurut Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono, ada potensi gempa bumi berkekuatan besar di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Gempa Guncang Jember, Jumlah Rumah Rusak Bertambah

Untuk itu, perlu ada penanganan dan persiapan sejak dini.

"Skenario terburuk ada di selatan Jawa dengan skala VI VII MMI."

BACA JUGA: 663 Gempa Susulan di Laut Flores, BMKG Minta Masyarakat tidak Cemas

"Potensi kerusakannya luar biasa dan bisa menimbulkan tsunami sampai 29 meter," ujar Rahmat.

Dia menyatakan hal tersebut saat mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan kerja ke wilayah terdampak gempa di Kabupaten Jember, Sabtu (18/12).

BACA JUGA: Rumah Sakit Terbesar Lumpuh, Ratusan Petugas Positif Terpapar Omicron

Menurutnya, potensi gempa tersebut akan menyebabkan kerusakan yang berdampak ke 200-250 kilometer dari bibir pantai.

Sumber gempa sudah ada di sana dengan magnitudo 7,0.

Karena itu harus bersiap dari sekarang.

BMKG mencatat selama kurun lima tahun terakhir aktivitas kegempaan di wilayah selatan Jatim mengalami peningkatan.

Berdasarkan catatan BMKG, sepanjang 2013-2015 jumlah gempa bumi di Jatim dengan beragam magnitudo terjadi sekitar 230 kali per tahun.

Pada 2016 hingga 2020, jumlah gempa bumi dengan beragam magnitudo meningkat menjadi lebih dari 450 kali setahun, dengan frekuensi tertinggi 655 kali yaitu pada 2016.

Mengenai gempa yang terjadi di Kabupaten Jember pada Kamis (16/12), Rahmat mengatakan sebenarnya gempa bermagnitudo 5,1 itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami maupun kerusakan parah.

Namun, permasalahan ada pada struktur bangunan warga yang tidak kuat.

"Jadi, ada yang salah kalau sampai ada kerusakan seperti ini."

"Nah, itu biasanya ada pada konstruksi rumah warga yang tidak kukuh dan kuat, sehingga hal itu yang seharusnya diperbaiki," katanya.

Menurutnya, pemerintah berperan penting dalam menanggulangi hal-hal seperti itu dan berpendapat harus ada kebijakan ketat terkait pembangunan suatu bangunan.

"Itu tugas bersama, pemerintah harus ketat dalam memberikan izin untuk bangunan."

"Pengecekan konstruksi harus ketat pula, jadi struktur bangunan harus dibuat siap untuk skenario terburuk," katanya.

Sebelumnya gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,0 terjadi di wilayah selatan Jatim yang berpusat pada koordinat 8,55 derajat Lintang Selatan - 113,48 derajat Bujur Timur.

Pusa gempa tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 kilometer arah barat daya Kota Jember pada kedalaman 26 kilometer.

Gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Berdasarkan data BPBD Jember sedikitnya terdapat 46 unit rumah yang mengalami kerusakan yakni 34 unit mengalami rusak ringan.

Kemudian, 11 unit mengalami rusak sedang, dan 1 unit mengalami rusak berat.

Kemudian 5 unit fasilitas umum berupa 4 sekolah dan 1 aula balai desa juga terdampak gempa.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler