jpnn.com - jpnn.com - Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Fajrul Islam di Kampung Rancabungur Kelurahan/Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya, Jabar, menjadi korban aksi penipuan modus tawaran beasiswa.
Kepala MA Fajrul Islam Arpan Apandi menjelaskan, pada 1 Maret 2017, dia sedang membuka email sekolah. Di inbox ada email masuk dari Rahman Disdik.
BACA JUGA: Bu Bidan Ditangkap Saat Berdua dengan Kekasih
Setelah dibuka ternyata isinya surat pemberitahuan bahwa akan ada pemberian beasiswa kepada 20 siswa berprestasi terbaik dari pemerientah pusat.
“Mendapati informasi tersebut, saya langsung mendata siswa siswi yang kebetulan baru dua kelas di sekolah ini dan dikirimkan pada tanggal 1 Maret 2017 pukul 10 malam,” terangnya kepada Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group) Jumat petang (3/3).
BACA JUGA: Ganjal ATM Pakai Korek, Raup Rp 40 Juta Sekali Beraksi
Dalam isi email tersebut sudah dilampirkan format untuk pengisian data siswa yang akan diajukan untuk beasiswa.
Pengirim email meminta sekolah mengirimkan data tersebut kepada email dirjen.pendidikan@yahoo.com.
BACA JUGA: Temukan Jasad Bayi Lapor Polisi, Ternyata Cucu Sendiri
Data yang dimasukan diantaranya nama siswa, nama orang tua siswa, pekerjaan orang tua dan nomor telepon orang tua atau wali siswa.
“Sesuai permintaan saya kirimkan 20 orang siswa yang prestasinya bagus, terdiri dari kelas X dan XI,” ujarnya.
Ketua Yayasan Fajrul Islam Ustad Asep Ilyas menambahkan, setelah semua data terkirim pada tanggal 1 Maret 2017, pada 3 Maret 2017, tepatnya sektiar pukul 15.30, ada beberapa orang tua siswa yang meneleponnya.
Mereka mengaku sudah menerima telepon dari orang yang mengaku dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan soal pemberian beasiswa sebesar Rp 4.700.000. Uang itu akan langsung dimasukkan kepada rekening orang tua.
Kata Ustad Asep Ilyas, pelaku memang langsung menelepon orang tua korban.
Mereka menggunakan nomor telepon dari data siswa yang sudah dikirimkan melalui email.
Kemudian pelaku meminta orang tua siswa merigstrasi dan mendatangi ATM sesuai dengan bank yang dimiliki.
“Menurut keterangan Ibu Tuti yang merupakan orang tua dari Sulis Sundari menerangkan melalui telepon, bahwa dirinya diarahkan pada saat akan ke ATM untuk meregistrasi dan setelah selesai disuruh menunggu beberapa menit kemudian diminta mengecek kembali ATM-nya. Setelah dicek ternyata uang senilai Rp 10 juta hilang tak bersisa, kemungkinan modus ini seperti dihipnotis,” ungkapnya.
Tuti, ibu dari Sulis Sundari pada saat itu posisinya sedang berada di Bandung.
Setelah Tuti, yang sehari-hari wiraswasta, ada tiga orang tua murid yang menelepon dan melaporkan hal yang sama kepadanya.
Untungnya, ketiga orang tua siswa tersebut belum mentransfer uang ke pelaku. Karena mereka keburu diberitahu pihak yayasan bahwa itu penipuan (berkaca dari kasus Tuti).
“Setelah itu saya langsung menelepon dan SMS kepada semua orang tua siswa untuk berhati-hati pada modus penipuan ini,” terang Ustad Asep Ilyas.
Empat siswa dan orang tuanya yang sempat dihubungi pelaku, diantaranya Sulis Sundari orang tua Isun Sundana dari Bojong Asih Kabupaten Tasikmalaya.
Uangnya sudah diambil pelaku. Lalu, Nurul Fahmi. Nama orang tuanya Khotib asal Bojong Asih (Kabupaten Tasikmalaya). Uangnya belum diambil pelaku karena keburu diberi tahu pihak yayasan.
Kemudian, Neng Ipih Fajriah, putri dari Jojo Jamahsari, Rosa Sri Rosiah orang tua Asep Sunarso.
Ustad Asep mengaku sebelumnya tidak menaruh rasa curiga sama sekali kepada isi surat pada email tersebut.
Ditambah email dilihat tepat pada batas waktu yang tercantum pada surat untuk mengirimkan data siswa.
Sehingga tanpa pikir panjang dan bertanya kepada siapa pun data langsung mengirimkan data tersebut.
“Saya berharap ini menjadi pelajaran bagi semua sekolah, ketika ada surat apa pun harus diteliti jangan sampai ada kejadian lagi. Barusan saya sudah melaporkan kejadian ini ke Polsek Indihiang,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pengawas Madrasah Aliyah Kemenag Kota Tasikmalaya Drs Abidin MAg mengatakan kejadian-kejadian seperti ini harus diantisipasi.
Untuk itu, dia, sejak menerima laporan dari kasus tersebut, kemarin, langsung menyebarluaskan kepada seluruh sekolah melalui media sosial agar berhati-hati atas kasus penipuan.
“Nanti akan ditindaklanjuti secara resmi melalui surat edaran,” terangnya yang duduk di samping Ustad Asep Ilyas.
Menurutnya, bantuan jenis apapun tidak mungkin hanya pemberitahuan melalui email. Biasanya, bantuan akan diinformasikan secara birokratis ke sekolah.
"Memang biasanya kalau ada bantuan beasiswa tahapannya birokrasi ke sekolah, tidak langsung ke siswa jadi ini harus lebih teliti ketika akan ada bantuan," tandasnya. (yfi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukan Hanya Cabai Dicuri, Pohonnya pun Dicabuti, Parah!
Redaktur & Reporter : Soetomo