jpnn.com, TARAKAN - Calon yang bertarung di pemilihan kepala daerah (pilkada) harus mempersiapkan mental jika tak terpilih sebagai pemenang.
Sebab, calon yang gagal menang berpeluang mengalami gangguan psikologis.
BACA JUGA: Kepala BKPPD Terlibat Jual Beli Kursi Jabatan?
Psikolog asal Tarakan, Kalimantan Utara Fanny Summajouw mengatakan, ada faktor utama yang menyebabkan pecundang di pilkada mengalami gangguan mental.
“Itu sudah pasti karena adanya ketidaksiapan mental dari si calon tersebut untuk menerima risiko apa pun,” ujar Fanny sebagaimana dilansir Radar Tarakan, Selasa (18/4).
BACA JUGA: 5 Tahun Sangat Menentukan, Warga Jakarta Diingatkan Tolak Politik Uang
Dia menambahkan, seseorang yang hendak mengikuti pilkada seharusnya mempersiapkan fisik dan mental.
“Karena kalau boleh jujur, jarang sekali yang benar-benar mempersiapkan mental atau psikisnya,” tutur Fanny.
BACA JUGA: Anies Baswedan: Ketimpangan Menjadi Penghalang Persatuan
Menurut Fanny, kandidat biasanya mengumpulkan massa saat memasuki masa pemilihan.
“Bahkan terkadang cenderung irasional karena begitu berani mengeluarkan dana yang besar agar bisa terpilih,” ujarnya.
Nah, kandidat bisa mengalami stres ketika hasil pemilihan tak sesuai ekspektasi.
“Banyak yang berbalik arah, menyalahkan, menyesali, membebani sang kandidat, atau bahkan melecehkan,” kata Fanny.
Fanny mengatakan, ketidaknyamanan yang dialami kandidat menjadi sangat kompleks, terutama ketika harus menerima kekalahan.
“Ya ujung-ujungnya jadi stres berat. Kemudian berlanjut kepada ambang depresi, lalu skizofrenia (gangguan jiwa dengan gejala utama berupa waham dan halusinasi),” tuturnya. (yed/nri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LIPI Sesalkan Empat Konsensus Negara Digoreng untuk Pilkada
Redaktur : Tim Redaksi