jpnn.com, JAKARTA - Peneliti dan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rahman Sabon Nama mengatakan, isu kebangkitan komunisme pada saat ini berbeda dengan akhir 1950-an dan awal 1960-an silam.
"Mereka lebih memilih muncul dengan isu-isu populis kerakyatan seperti isu HAM dan lingkungan hidup," kata Rahman, Sabtu (14/7).
BACA JUGA: Habib Minta Masyarakat Waspadai Sel-Sel Komunisme
Rahman mencontohkan kasus demonstrasi dengan membawa logo palu arit di Banyuwangi pada 2017.
Menurut Rahman, dalam kasus Banyuwangi, isu HAM dan lingkungan hidup diembuskan serta dimainkan di tengah-tengah warga.
BACA JUGA: Ya Ampun, Logo di Paspor pun Dikaitkan dengan PKI
Hal itu untuk menimbulkan pertentangan antarkelas dan antarkelompok sosial kemasyarakatan.
"Mereka memanfaatkan isu HAM dan lingkungan hidup untuk menggalang simpati warga," tambah Rahman.
BACA JUGA: Ketua FUIB: Komunisme Tak Punya Tempat di Indonesia
Rahman pun mendukung penuh perlawanan dari PCNU Banyuwangi yang getol melawan kebangkitan komunisme.
"Kami akan kawal jangan sampai warga dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok mereka. Bagi kami kader muda NU, NKRI dan Pancasila adalah final dan harga mati tak tempat bagi ideologi lain ibu pertiwi," kata Rahman (mam/jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kongres Partai Komunis Berakhir, Presiden Makin Kuat
Redaktur & Reporter : Ragil