WASPADA! Kultur Sama Memudahkan Infiltrasi ISIS ke Indonesia

Minggu, 11 Desember 2016 – 13:45 WIB
ILUSTRASI. FOTO: AFP

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati mengatakan keberadaan ISIS di zona ASEAN termasuk di Filipina harus diwaspadai. Apalagi, kata dia, Filipina yang jaraknya serta memiliki kultur yang hampir sama dengan Indonesia memudahkan infiltrasi ISIS ke Tanah Air.

"Yang paling penting diwaspadai adalah berbagai aliran radikal yang mirip ideologinya dengan ISIS agar mereka diredam untuk tidak tergerak melakukan hal yang mengancam kedaulatan NKRI," kata Susaningtyas saat dihubungi wartawan, Minggu (11/12).

BACA JUGA: Sosialisasikan 4 Pilar Bangsa, MPR Ngobrol Bareng Netizen di Palembang

Menurut Nuning, kemungkinan infiltrasi ISIS masuk ke Indonesia bisa saja terjadi. Terlebih, kata dia, saat  banyak aliran yang embrionya dapat menerima visi dan misi ISIS. "Residu gerakan Islam radikal lama seperti DI TII dan lain-lain masih ada di daerah-daerah penyebarannya," ujarnya.

Karenanya, pemerintah atau aparat keamanan harus berani menindak tegas secara hukum jika ada ormas-ormas yang jadi proxy (penghubung) ISIS di Indonesia.

BACA JUGA: Lewat Cara ini KKP Dorong Peningkatan Konsumsi Ikan

"Segala hal yang anti-Pancasila layak ditindak tegas," kata mantan anggota Komisi I DPR itu.

Dia pun menambahkan, menangani teror hingga ke akar-akarnya bukan hanya dengan melakukan penangkapan. Menurutnya, juga harus dilakukan cegah tangkal dan deradikalisasi. Dia menegaskan, deradikalisasi harus dilaksanakan secara multidimensi, bukan reprsesi semata.

BACA JUGA: Bangun Perbatasan Kalimantan Utara Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus

"Deradikalisasi harus didasari dengan pencarian embrio masalah yang menjadi penyebab atau pemicu terjadinya teror," ujarnya.

Seyogyanya, Nuning melanjutkan, harus ada kesepakatan antara badan-badan intelijen, objek deradikalisasi yang mana harus diprioritaskan sehingga dapat diatasi secara maksimal. "Bicara keberadaan ISIS di negara kita tidak bisa dilepaskan deri upaya deradikalisasi juga," katanya.

Selain itu, dukungan regulasi merupakan sebuah keniscayaan bagi tercapainya keberhasilan deradikalisasi ini.

Seperti diketahui, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan kelompok ISIS sedang membangun kekuatan baru di Filipina bahkan dikabarkan bakal jadi markas Asia Tenggara.  

“Filipina Selatan tengah diincar oleh ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara," kata Gatot beberapa waktu lalu.

Karenanya Gatot mengingatkan Indonesia perlu mewaspadai ancaman terorisme ISIS ini. Karena, Filipina tidak berjarak jauh dari Indonesia yang sangat dekat dengan kawasan Poso atau Tarakan, Kalimantan.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Susulan Kembali Guncang Pidie Jaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler