Waspada, Kurang Tidur Bisa Menggangu Kehidupan Sosial

Senin, 22 Oktober 2018 – 10:34 WIB
Ilustrasi tidur. Foto: Pixabay

jpnn.com - Semua orang tahu bahwa tidur adalah kunci kesejahteraan fisik dan mental kita. Namun, sebuah penelitian baru mengklaim bahwa tidur yang cukup juga penting untuk mempertahankan kehidupan sosial yang berkembang.

Menurut para peneliti di University of California, Berkeley, orang yang kurang tidur bisa menderita lebih dari sekedar kantong hitam di bawah mata dan lebih cenderung merasa lebih kesepian dan kurang berinteraksi dengan orang lain daripada teman-teman mereka yang beristirahat dengan baik.

BACA JUGA: 3 Penyakit Ini Rentan Dialami Ibu Hamil di Trimester Pertama

Temuan-temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, mengungkapkan bahwa mereka yang kurang tidur mungkin juga tampak lebih tidak menarik secara sosial bagi orang lain, memperburuk perasaan isolasi sosial yang ada.

Para peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian percobaan menggunakan pencitraan otak fMRI, survei, stimulasi video dan tindakan kesepian standar.

BACA JUGA: Jangan Malas, Berdiri Banyak Manfaatnya Lho

Dalam percobaan pertama, mereka memeriksa pemindaian otak dari 18 orang dewasa yang sehat, setelah malam tanpa tidur dan yang cukup istirahat.

Para partisipan melakukan pemindaian mereka ketika mereka menonton video klip orang asing yang mendekati mereka, ketika mereka merasa seseorang sudah terlalu dekat, mereka bisa menekan tombol untuk menghentikan video.

BACA JUGA: 7 Cara Sehat untuk Menenangkan Diri dari Stres

Penulis penelitian menemukan bahwa orang-orang mengalami aktivitas tolakan sosial yang kuat di otak selama eksperimen ketika mereka kurang tidur dan bereaksi dengan cara yang mirip dengan perasaan seperti ruang pribadi mereka sedang diserang atau bahwa mereka berada dalam situasi yang berpotensi mengancam.

Dalam percobaan berikutnya, para peneliti menemukan bahwa bagian otak yang mendorong interaksi sosial secara signifikan terhambat pada mereka yang kurang tidur.

Di bagian lain dari penelitian ini, lebih dari 1.000 orang direkrut secara online melalui pasar Mechanical Turk milik Amazon untuk menonton klip dari para peserta yang berbicara satu sama lain tentang kegiatan-kegiatan biasa.

Mereka diminta menilai seberapa kesepian mereka masing-masing muncul, tanpa menyadari bahwa beberapa orang kurang tidur.

Mereka yang berada dalam keadaan kurang tidur dianggap lebih kesepian dan kurang diinginkan secara sosial oleh para pengamat.

Para peneliti kemudian menguji apakah perasaan kesepian ini menular dan meminta para pengamat untuk menilai tingkat isolasi sosial mereka sendiri setelah menonton klip selama 60 detik.

"Manusia adalah spesies sosial. Namun kurang tidur bisa mengubah kita menjadi penderita kusta sosial," kata penulis senior, Matthew Walker, profesor psikologi dan ilmu saraf di Berkeley, seperti dilansir laman Independent, Minggu (21/10).

"Semakin sedikit tidur yang Anda dapatkan, maka semakin sedikit Anda ingin berinteraksi secara sosial. Pada gilirannya, orang lain menganggap Anda sebagai lebih menjijikkan secara sosial, yang semakin meningkatkan dampak buruk isolasi sosial dari tidur," jelas Walker.

Walker menambahkan bahwa rutinitas ini bisa berkembang menjadi "lingkaran setan" yang bisa menciptakan dan memperburuk perasaan kesepian, sesuatu yang semakin memengaruhi orang Amerika dan Inggris.

Kesepian telah digambarkan sebagai "epidemi" di Inggris, dengan 2,4 juta penduduk dewasa Inggris menderita kesepian kronis.

Selain penyalahgunaan alkohol dan narkoba, kesepian telah dikaitkan dengan gangguan makan, depresi dan kematian dini.

Menurut Walker, salah satu alasan mengapa kesehatan fisik dan mental kita sangat terpengaruh oleh kurang tidur karena tubuh tidak dirancang untuk mendukung kondisi secara biologis, seperti untuk penyakit lainnya, seperti kelaparan.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengatasi Obesitas dengan Jamu, Amankah?


Redaktur : Yessy
Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler