Waspada Penipuan Iklan Menggunakan Teknologi AI, Industri Game Online jadi Sasaran

Sabtu, 11 Maret 2023 – 12:07 WIB
Country Head - Xapads Media Edo Fernando mengatakan, ndustri yang sering menjadi sasaran penipuan antara lain e-commerce, dan game online Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan tidak hanya mempermudah pengguna melakukkan pemasaran, tetapi juga menjadi perisai untuk melindungi perlindungan merek terhadap penipu digital.

Namun, ada beberapa tantangan yang terkait dengan mekanisme deteksi penipuan di Adtech yang harus dilawan oleh pemasar.

BACA JUGA: Penipuan Iklan di Hp Terus Meningkat, Kategori Game Paling Tinggi

Country Head - Xapads Media Edo Fernando mengatakan, salah satu tantangan utama dalam penerapan teknologi AI adalah regulasi.

Sebab, pengembangan dan penerapannya tidak diatur oleh etika yang bisa merugikan masyarakat.

BACA JUGA: Mulai Besok, Komunitas Hipnotis Indonesia Beri Layanan Gratis Buat Pencandu Game Online

Hal ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan informasi hoaks yang bertujuan untuk menghasut masyarakat.

"Tantangan terkait lainnya adalah Privasi Data yang memerlukan dukungan peraturan untuk menggunakan data sambil menjaga privasi," ungkap dia dalam siaran persnya, Sabtu (11/3).

BACA JUGA: Jerry Sambuaga Usul Game Online Masuk TKDN, Luhut Binsar Merespons Begini 

Dia menjelaskan kurangnya dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI.

Dia mengatakan Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi teknologi AI yang dikembangkan oleh negara lain.

Misalnya, kata dia, maraknya penipuan iklan melalui smartphone kini semakin canggih dan sulit dideteksi.

Instalasi dan iklan palsu, klik bot, dan lalu lintas tidak valid saat ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar digital.

Akibatnya, lanjut dia, miliaran dolar dipertaruhkan dan inilah mengapa pemilik merek harus lebih waspada.

"Penipuan iklan melibatkan banyak pihak, mulai dari peretas, perangkat lunak penjualan pasar gelap, perantara lalu lintas, dan penerbit yang mengetahui sampai tingkat tertentu praktik penipuan yang sedang terjadi," tutur dia.

Menurut dia, industri yang sering menjadi sasaran penipuan antara lain e-commerce, Financial Technology (fintech), FMCG, dan sektor game online.

Selain itu, penipuan iklan sering terjadi karena peningkatan pesat dalam penetrasi internet.

"Jika saya berbicara tentang wilayah Asia Tenggara, tingkat penetrasi internet adalah 75,6% per Januari 2023," ujarnya. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Petmoon Token, Game Online Penambang Kripto Besutan Arek Surabaya


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler