jpnn.com - Risiko terkena asam urat biasanya akan meningkat ketika memasuki usia 40-50 tahun. Kondisi tidak terkontrolnya kadar asam urat ini bisa disebabkan oleh bermacam faktor, seperti pengaruh obat-obatan, kelebihan berat badan, dan riwayat dari keluarga.
Dijelaskan dr. Arina Heidyana dari KlikDokter, asam urat yang terdapat dalam tubuh juga bisa meningkat jumlahnya saat Anda tidak memiliki pola makan yang sehat.
BACA JUGA: Cara Mencegah Asam Urat Kambuh pada Lansia
“Kadar asam urat bisa tinggi disebabkan terlalu banyak mengonsumsi makan yang mengandung purin tinggi, seperti daging jeroan, serta beberapa contoh sayuran hijau seperti asparagus. Saat mencerna makanan yang mengandung tinggi purin, tubuh akan menghasilkan asam urat sebagai hasil metabolisme akhir,” ujar dr. Arina.
Asam urat yang berlebihan tersebut akan membentuk kristal monosodium urat yang akan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan gangguan peradangan pada area persendian. Beberapa sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, jari kaki, lutut, dan pergelangan kaki.
BACA JUGA: Ini 5 Cara Menurunkan Asam Urat Tanpa Obat
Gejala asam urat
Dijelaskan oleh dr. Arina, gejala asam urat sebenarnya tidak susah untuk dideteksi. “Tanda dan gejala gout sering muncul mendadak ketika malam hari. Biasanya, gejala sangat terasa selama 12-14 jam. Namun, gejala akan mereda dalam waktu kurang lebih 2 minggu,” jelasnya.
BACA JUGA: Penderita Asam Urat Tidak Boleh Konsumsi Petai?
Selain itu, ada lagi ciri-ciri lain dari asam urat yang patut Anda waspadai, seperti:
- Sering merasa nyeri pada sendi-sendi besar, terutama pada bagian kaki. Nyeri dapat dirasakan pada jari jempol bagian kaki, lutut, tumit bahkan beberapa kali juga dirasakan pada pergelangan tangan. Namun, rasa nyeri lebih sering dirasakan pada bagian ibu jari kaki.
- Selain merasa nyeri pada bagian tubuh tertentu, sendi yang mengalami nyeri juga biasanya akan bengkak dan memerah. Ini karena adanya proses peradangan pada sendi-sendi tersebut. Pada peradangan ini, akan terjadi penumpukan kristal asam urat yang “digempur” oleh sel darah putih sebagai pertahanan tubuh.
- Kaku pada sendi-sendi tulang. Adanya penumpukan kristal ini tidak hanya buat sendi jadi nyeri dan bengkak, tapi juga buat sendi jadi lebih kaku dan sulit untuk digerakkan. Akibatnya, akan timbul keterbatasan gerak pada sendi-sendi yang mengalami penumpukan kristal.
- Adanya perubahan pada bentuk sendi Anda. Apabila asam urat tidak segera ditangani atau tidak diobati dengan tepat, bukan tidak mungkin sendi Anda mengalami perubahan bentuk.
Penanganan asam urat
Penyakit asam urat sebenarnya tidak bisa disembuhkan. Namun, dengan penanganan yang tepat, kekambuhannya dapat dihindari.
Penanganan gout sendiri secara umum mencakup penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya hidup. Keluhan yang dirasakan penderita asam urat biasanya akan hilang dalam waktu 24 jam setelah pengobatan dimulai.
Asam urat biasanya diobati dengan obat antiinflamasi golongan NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen. Obat-obatan ini secara umum diberikan untuk mengobati serangan berat dan mendadak untuk menurunkan peradangan dan nyeri.
Untuk penderita asam urat yang tidak dapat menggunakan NSAIDs akan diberikan kortikosteroid, yakni steroid yang bekerja menurunkan peradangan.
Steroid dapat disuntik (injeksi) langsung pada sendi yang terkena atau diminum dalam bentuk pil. Obat ini tidak digunakan pada waktu serangan akut, tapi untuk mengontrol kadar dari asam urat.
Penanganan yang kedua adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup. Anda bisa mengurangi asupan makanan dan minuman yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan, alkohol, daging, dan makanan-makanan laut.
Kalaupun ingin mengonsumsinya, batasi jumlahnya agar tidak menyebabkan kekambuhan.
Itulah beberapa gejala dan cara penanganan asam urat. Kuncinya adalah selalu menjaga pola makan yang sehat.
Jika Anda sudah punya asam urat atau masuk ke dalam faktor risikonya, hindari makanan yang mengandung tinggi purin. Biasakan juga untuk hidup aktif dengan rutin berolahraga setidaknya 30 menit sehari.(HNS/RPA/klikdokter)
Redaktur & Reporter : Yessy