Waspada! Setahun 778 Kasus DBD, 12 Orang Meninggal Dunia

Senin, 28 Desember 2015 – 05:04 WIB

jpnn.com - BENGKULU - Kasus deman berdarah dengue (DBD) di Provinsi Bengkulu tahun ini masih sangat tinggi. Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Januari hingga Oktober 2015 ini terdapat 778 kasus DBD dan 12 orang diantaranya meninggal dunia. 

Terbanyak terdapat di Kota Bengkulu sebanyak 339 kasus, kemudian diikuti Kabupaten Rejang Lebong 183 kasus, lalu kabupaten lainnya dan kasus paling sedikit terdapat di Bengkulu Utara yang hanya 5 kasus.

BACA JUGA: NTT Terima Kado Akhir Tahun dari Presiden Jokowi

Untuk mengantisipasi meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) tahun 2016 mendatang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu membuat program melatih 16 guru yang akan bertindak sebagai agen pemantau jentik nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan nyamuk penyebar penyakit demam berdarah. 

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Ahmad Yuliansyah mengatakan 16 guru yang sudah dilatih tersebut merupakan perwakilan dari 10 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu. 

BACA JUGA: SIAGA: 2.800 Personel TNI-Polri Amankan Kunjungan Presiden

"Tujuan dari pelatihan agen pemantau jentik nyamuk ini, agar mereka dapat melatih agen dibawahnya sebagai pemantau jentik nyamuk di daerahnya masing-masing, dan mereka akan bekerja mulai 2016 mendatang," kata Ahmad, kemarin. 

Menurutnya, agen pemantau jentik tersebut sangat penting untuk menggerakkan masyarakat dalam upaya pengendalian kasus demam berdarah di lingkungan tempat tinggalnya dan para guru  di lingkungan sekolah tempatnya mengajar. 

BACA JUGA: Satpol PP Awasi Ketat Peredaran Kondom di Malam Tahun Baru...Urusannya Apa?

Sebab, kasus DBD di Provinsi Bengkulu cukup tinggi sehingga harus diwaspadai penularannya yang disebabkan lingkungan yang kotor dan genangan air. 

"Kasus DBD paling banyak ditemukan di Kota Kota Bengkulu. Untuk itu guru yang kita latih-dari Kota Bengkulu pun lebih dari satu," ujarnya. 

Dijelaskannya, pencegahan DBD akan dimulai dari sekolah, seperti pada siang hari jentik nyamuk berkeliaran. Para guru tersebut yang sudah dilatih itu akan memastikan tidak ada penularan DBD di sekolahnya masing-masing. 

"Mereka sebagai agen pemantau jentik nyamuk ini secara stimulan akan mengajarkan kepada masyarakat sekitarnya, bagaimana mencegah penyebaran jentik nyamuk penyebab DBD," pungkasnya.(400/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aseekk... Status Siaga I Kaltara Dicabut 2 Januari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler